Sejarah
Alasan Papua Nugini dan Papua Terpisah: Mengurai Sejarah yang Penuh Kompleksitas

Tauaja.com – Saat membicarakan Papua Nugini dan Papua, sering kali kita terjebak dalam pertanyaan: Mengapa kedua wilayah yang berada di satu pulau besar ini bisa terpisah begitu jauh? Kalau dilihat di peta, sepertinya satu pulau saja, kan? Kenyataannya, perpisahan ini bukan cuma soal garis batas di peta, melainkan juga soal sejarah panjang yang melibatkan politik, kolonialisasi, dan identitas budaya yang kompleks. Saya ingin berbagi sedikit mengenai perjalanan sejarah ini dan alasan mengapa Papua Nugini dan Papua terpisah. Jangan khawatir, ini bukan pelajaran sejarah membosankan, tetapi lebih kepada pemahaman mengapa kita melihat dua entitas yang sangat berbeda meskipun berada dalam satu geografi.
1. Masa Kolonial dan Pembagian Pulau
Jika kita mundur sejenak, kita akan menemukan bahwa Papua – baik yang sekarang dikenal sebagai Papua Nugini maupun Papua yang merupakan bagian dari Indonesia – pernah berada dalam cengkeraman kekuatan kolonial. Sebelum kedatangan negara-negara Barat, suku-suku asli Papua sudah tinggal di pulau ini selama ribuan tahun, dengan kebudayaan dan bahasa yang sangat beragam. Namun, pada abad ke-19, kekuatan kolonial Eropa mulai mengatur wilayah ini.
Papua Nugini (yang saat itu dikenal sebagai New Guinea) dibagi menjadi dua wilayah yang dikuasai oleh dua kekuatan kolonial besar: Belanda dan Inggris. Inggris menguasai wilayah selatan pulau ini, yang kemudian dikenal sebagai Papua, sedangkan Belanda menguasai wilayah utara yang kini dikenal dengan nama Papua Nugini. Namun, pengaruh Inggris lebih besar di Papua, dan pada 1884, Inggris mendirikan koloni di Papua yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kekuasaan kolonial di wilayah Asia-Pasifik.
Jadi, perpisahan pertama kali terjadi karena adanya pembagian yang dilakukan oleh penjajah. Inggris dan Belanda, yang tidak pernah benar-benar memperhatikan kebutuhan atau kehendak rakyat lokal, menetapkan batas-batas yang masih mempengaruhi perpecahan tersebut hingga hari ini.
2. Perang Dunia II dan Dampaknya
Jika Anda berpikir bahwa hanya penjajahan yang menyebabkan pemisahan ini, Anda mungkin belum tahu betapa besar dampak dari Perang Dunia II. Setelah perang, dunia berubah secara drastis, dan banyak wilayah yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan kolonial mulai berjuang untuk merdeka. Namun, dampaknya berbeda di kedua sisi Papua.
Setelah Jepang menguasai sebagian besar wilayah Papua selama Perang Dunia II, pasukan Sekutu, terutama Australia, mulai mengambil alih Papua bagian selatan. Setelah perang berakhir, wilayah Papua, yang saat itu dikuasai oleh Australia, semakin mendekat ke Australia dalam hal administrasi dan kebijakan. Sementara itu, di Papua Nugini, yang saat itu masih di bawah kekuasaan Belanda, peran pemerintah Belanda semakin lemah, dan akhirnya, pada tahun 1975, Papua Nugini meraih kemerdekaannya dari Australia.
Di sisi lain, Papua yang berada di bawah kontrol Indonesia (sebelumnya bagian dari Belanda), menjadi bagian dari Indonesia pada tahun 1969 setelah Referendum yang kontroversial di bawah tekanan politik dan militer.
3. Pembangunan dan Identitas Nasional yang Berbeda
Selama beberapa dekade setelah kemerdekaan, kedua wilayah ini mengembangkan identitas nasional yang sangat berbeda. Papua Nugini, yang merdeka pada tahun 1975, memilih untuk mempertahankan keberagaman suku dan bahasa sebagai bagian dari identitasnya. Negara ini memiliki lebih dari 800 bahasa daerah dan ribuan kelompok etnis, yang menjadikannya salah satu negara dengan keragaman budaya yang sangat kaya. Papua Nugini juga terus berjuang dengan masalah kemiskinan dan ketergantungan pada bantuan internasional, namun mereka tetap mempertahankan semangat untuk menjadi negara yang bebas dan merdeka.
Di sisi lain, Papua yang menjadi bagian dari Indonesia memiliki pengalaman politik yang sangat berbeda. Sejak bergabung dengan Indonesia, Papua menjadi bagian dari negara yang lebih besar dengan sejarah yang lebih panjang, serta peran dalam politik dan ekonomi nasional yang jauh lebih besar. Di sini, identitas budaya Papua sering kali bertabrakan dengan kebijakan Indonesia yang lebih terpusat. Meskipun pemerintah Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan infrastruktur dan layanan di wilayah ini, ketidakpuasan terhadap integrasi ini tetap ada, dan masalah seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, dan tuntutan separatisme terus menjadi isu besar.
4. Perbedaan Sosial, Ekonomi, dan Politik
Selain faktor sejarah dan kolonial, perbedaan sosial, ekonomi, dan politik antara Papua Nugini dan Papua juga berperan besar dalam perpisahan mereka. Papua Nugini, meskipun terbilang kaya akan sumber daya alam, masih memiliki banyak tantangan dalam hal pembangunan. Sistem pemerintahan di sana lebih desentralisasi, dengan banyak kekuasaan diberikan kepada pemerintah lokal untuk menangani masalah di tingkat komunitas.
Sementara itu, Papua di Indonesia adalah wilayah yang memiliki hubungan politik yang lebih rumit dengan Jakarta. Wilayah ini sering terlibat dalam ketegangan dengan pemerintah pusat Indonesia, terutama terkait dengan masalah otonomi daerah dan hak-hak asasi manusia. Kesenjangan ekonomi yang besar juga menjadi salah satu faktor yang memperburuk hubungan antara masyarakat Papua dan pemerintah Indonesia.
5. Peran Geografi dan Keterpisahan Fisik
Selain faktor politik dan sosial, perpisahan ini juga didorong oleh kondisi geografis yang memisahkan kedua wilayah ini. Pulau Papua yang sangat besar dan terletak di kawasan tropis memiliki medan yang sangat sulit dilalui. Berbagai pegunungan dan hutan tropis yang lebat menyebabkan kedua wilayah tersebut lebih terisolasi satu sama lain. Wilayah Papua Nugini lebih mudah dijangkau melalui laut dan udara dari negara-negara Pasifik, sementara Papua Indonesia lebih terhubung dengan bagian barat Indonesia, terutama melalui jaringan jalan dan pelabuhan yang lebih maju.
Jadi, perpisahan antara Papua Nugini dan Papua bukanlah sekadar soal batas wilayah atau garis di peta. Ini adalah hasil dari sejarah kolonial, politik internasional, perbedaan budaya, serta perbedaan cara pemerintah masing-masing negara menangani daerah ini. Meski berada di pulau yang sama, Papua Nugini dan Papua kini memiliki jalur sejarah dan identitas yang sangat berbeda. Memahami ini adalah kunci untuk memahami dinamika sosial-politik di kedua wilayah ini, serta tantangan yang mereka hadapi dalam menjaga keberagaman dan mengatasi masalah kemiskinan dan ketidaksetaraan.