Opini
Hewan dan Perasaan: Mungkinkah Mereka Merasakan Kesedihan Seperti Kita?

Tauaja.com – Pernahkah Anda melihat hewan peliharaan Anda terlihat murung setelah Anda pergi kerja? Atau mungkin Anda pernah menyaksikan anjing yang tampaknya tidak punya semangat setelah kehilangan teman bermainnya? Jika ya, Anda mungkin bertanya-tanya: Apakah hewan bisa sedih? Apakah mereka merasakan perasaan seperti manusia, seperti kesedihan, cemas, atau bahkan stres emosional?
Saya sendiri pernah mempertanyakan hal ini setelah melihat anjing peliharaan saya, Max, terlihat tidak berenergi dan tampak melamun beberapa hari setelah kami pindah ke rumah baru. Itu bukan hanya karena perubahan lingkungan—saya yakin ada sesuatu yang lebih dalam yang terjadi. Namun, saya tidak sendirian dalam kebingunganku. Banyak orang bertanya-tanya tentang perasaan hewan dan seberapa besar kemampuan mereka untuk merasakan emosi.
Mari kita telusuri bersama apakah memang benar hewan bisa merasakan emosi seperti manusia, terutama emosi yang lebih kompleks seperti kesedihan.
Perasaan Hewan: Antara Fakta dan Spekulasi
Perasaan hewan adalah topik yang terus dipelajari oleh para ilmuwan, tetapi jawaban pasti masih belum ditemukan. Beberapa ahli berpendapat bahwa hewan tidak dapat merasakan perasaan dengan cara yang sama seperti kita, sementara yang lain berpendapat bahwa emosi pada hewan lebih dekat dengan apa yang kita rasakan daripada yang kita kira.
Kita tahu bahwa hewan memiliki sistem saraf yang lebih sederhana dibandingkan manusia, namun, itu tidak berarti mereka tidak bisa merasakan perasaan. Misalnya, anjing dan kucing bisa mengenali perbedaan antara suasana hati pemiliknya. Mereka mungkin tidak bisa menjelaskan perasaan mereka dalam kata-kata, tetapi reaksi mereka terhadap keadaan di sekitar mereka menunjukkan bahwa mereka merasakan sesuatu.
Salah satu hal yang menarik adalah bagaimana hewan berperilaku ketika mereka berada dalam situasi yang bisa memicu emosi tertentu, seperti stres emosional. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, dapat menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau kesedihan ketika mereka terpisah dari pemiliknya, mirip dengan anak kecil yang merasakan kecemasan saat ditinggal orang tua.
Apakah Hewan Bisa Cemas? Tanda-Tanda Kecemasan pada Hewan
Kecemasan adalah salah satu bentuk emosi yang paling sering kita lihat pada hewan, terutama hewan peliharaan. Jika Anda pernah memiliki anjing yang menggonggong tanpa henti atau mencakar pintu saat Anda meninggalkan rumah, Anda mungkin tahu betapa kuatnya perasaan cemas pada hewan. Kecemasan pada hewan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan lingkungan, kehilangan teman, atau bahkan rutinitas yang terganggu.
Bahkan dalam situasi yang lebih ekstrem, seperti saat terjadi penelitian emosi pada hewan, para ilmuwan menemukan bahwa beberapa hewan seperti primata atau gajah menunjukkan perilaku yang mirip dengan manusia ketika mereka merasa cemas atau terisolasi. Gajah, misalnya, dikenal memiliki ikatan sosial yang sangat kuat, dan mereka bisa menunjukkan tanda-tanda kesedihan yang mendalam saat kehilangan anggota kawanan mereka. Ini menunjukkan bahwa kecemasan bukanlah perasaan yang hanya dimiliki manusia.
Hewan yang Bisa Merasakan Kesedihan
Pernahkah Anda mendengar cerita tentang anjing yang berhenti makan setelah kematian pemiliknya? Atau tentang kucing yang menghilang setelah kehilangan teman sejenis? Hal ini menunjukkan bahwa hewan bisa merasakan kesedihan, meskipun mungkin tidak dalam cara yang kita pahami secara mendalam.
Pada hewan, kesedihan biasanya muncul sebagai reaksi terhadap kehilangan atau perubahan besar dalam hidup mereka. Beberapa anjing bisa menunjukkan perilaku yang sangat melankolis setelah pemiliknya meninggal atau setelah mereka dipisahkan dari teman sejenis. Saya pernah melihat Max, anjing saya, tidak tertarik untuk bermain dan lebih sering tidur di tempat tidur saya setelah kami kehilangan kucing peliharaan kami beberapa bulan lalu. Ini adalah pengalaman nyata yang mengonfirmasi bahwa hewan tidak hanya bisa merasakan kesedihan, tetapi juga bisa menunjukkan cara mereka menghadapinya.
Penelitian Emosi pada Hewan: Bukti Ilmiah Tentang Perasaan Mereka
Sebenarnya, para ilmuwan sudah mulai mengeksplorasi dan meneliti bagaimana emosi pada hewan dapat dilihat dari perspektif yang lebih ilmiah. Berbagai penelitian telah dilakukan pada hewan seperti anjing, kucing, gajah, dan bahkan burung, untuk mencoba mengidentifikasi tanda-tanda emosi yang mereka tunjukkan.
Salah satu penelitian menarik dilakukan pada anjing untuk mengukur tingkat kecemasan mereka. Para peneliti menemukan bahwa anjing yang mengalami kecemasan separasi, yaitu kondisi di mana anjing merasa terisolasi dari pemiliknya, menunjukkan gejala-gejala seperti peningkatan detak jantung, kebingungan, dan bahkan perubahan pada pola tidur mereka. Ini menunjukkan bahwa kecemasan adalah reaksi emosional yang nyata pada hewan.
Apakah Anjing Bisa Sedih?
Jika Anda pernah memelihara anjing, saya rasa Anda sudah tahu jawabannya: Anjing bisa sedih. Saya pertama kali menyadari hal ini ketika Max, anjing Golden Retriever saya, mulai berperilaku aneh setelah sahabat kucingnya, Tom, meninggal. Max menjadi lebih pendiam, jarang makan, dan terlihat bingung. Penelitian juga menunjukkan bahwa anjing dapat mengalami perubahan emosi yang besar saat mereka kehilangan seseorang atau sesuatu yang mereka sayangi. Sama seperti kita, mereka bisa merasa kehilangan.
Meskipun anjing tidak bisa berbicara atau menangis seperti manusia, mereka memiliki cara sendiri untuk mengekspresikan kesedihan mereka—seperti dengan menarik diri, kehilangan nafsu makan, atau tampak murung sepanjang waktu. Kejadian ini memberikan bukti nyata bahwa hewan bisa merasakan kesedihan.
Hewan dan Stres Emosional: Bagaimana Mereka Menghadapinya?
Sama seperti manusia, hewan juga bisa merasakan stres emosional. Jika Anda melihat kucing yang selalu bersembunyi setelah ada perubahan besar di rumah, atau anjing yang menggonggong tanpa henti setiap kali ada tamu, itu bisa menjadi tanda bahwa hewan Anda sedang stres. Stres pada hewan sering kali disebabkan oleh perubahan dalam rutinitas mereka, isolasi, atau bahkan ketegangan di rumah.
Penelitian tentang stres emosional pada hewan telah menunjukkan bahwa mereka bisa merespon lingkungan mereka dengan cara yang mirip dengan respons manusia terhadap stres. Misalnya, burung beo yang dipisahkan dari pemiliknya sering kali menunjukkan gejala stres, seperti merontokkan bulu atau berperilaku agresif. Ini semua adalah bentuk komunikasi mereka untuk menunjukkan bahwa mereka merasa terancam atau tidak nyaman.
Hewan dan Perasaan Mereka
Pada akhirnya, apakah hewan bisa sedih? Jawabannya, menurut saya, adalah iya. Mereka merasakan emosi pada hewan lebih dalam dari yang sering kita sadari, dari kecemasan hingga kesedihan dan stres emosional. Seperti manusia, mereka punya cara mereka sendiri untuk menghadapinya—meskipun tidak selalu dengan cara yang kita pahami.
Dengan semakin banyaknya penelitian tentang perasaan hewan, kita mulai memahami lebih dalam bagaimana mereka merasakan dunia di sekitar mereka. Jadi, lain kali ketika hewan peliharaan Anda tampak murung atau stres, ingatlah bahwa mereka mungkin sedang merasakan hal yang sangat manusiawi—dan mereka sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang kita lebih dari yang kita kira.