tauaja.com

Olahraga

Real Madrid Kalah Telak 2-5 dari Barcelona di Final Piala Super Spanyol 2025

Published

on

Real Madrid Kalah Telak 2-5 dari Barcelona di Final Piala Super Spanyol 2025

Real Madrid harus menerima kenyataan pahit setelah kalah dengan skor 2-5 dari Barcelona di final Piala Super Spanyol 2024/2025. Pertandingan yang berlangsung di Stadion King Abdullah Sport City di Jeddah, Arab Saudi pada Senin dini hari WIB itu, memperlihatkan dominasi Barcelona yang tampil impresif. Setelah kemenangan telak ini, Barcelona keluar sebagai juara Piala Super Spanyol, meraih trofi ke-15 mereka di ajang tersebut, yang sekaligus memperkokoh posisi mereka sebagai tim tersukses di kompetisi tersebut.

Dalam laga ini, Raphinha menjadi bintang utama setelah mencetak dua gol untuk Barcelona. Meskipun Kylian Mbappe sempat memberikan harapan bagi Real Madrid dengan gol cepat di menit kelima, tim asuhan Carlo Ancelotti tidak mampu mempertahankan keunggulan mereka. Bahkan, setelah unggul satu gol, Real Madrid justru kehilangan kendali permainan dan kebobolan lima gol, termasuk tiga gol yang terjadi dalam waktu kurang dari lima menit di babak kedua.

Ancelotti Mengakui Penampilan Buruk Timnya

Usai pertandingan, pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, tidak menyembunyikan kekecewaannya. Ancelotti mengakui bahwa timnya bermain dengan sangat buruk, dan ia menilai hanya Mbappe yang tampil sesuai harapan. Ancelotti juga menambahkan bahwa tidak ada satu pun pemain yang bisa disalahkan atas hasil tersebut, karena masalah yang terjadi adalah masalah tim secara keseluruhan.

“Kami bermain buruk, tetapi saya tidak mau menyalahkan siapa pun. Hanya Mbappe yang bermain bagus,” kata Ancelotti seperti yang dikutip dari Football Espana. Ia menjelaskan bahwa Real Madrid tidak bertahan dengan baik, baik di sektor pertahanan maupun lini tengah. “Tim tidak kompak, dan kami harus kembali bertahan dengan lebih baik,” tambahnya.

Dominasi Barcelona Meski Bermain dengan 10 Pemain

Salah satu momen yang cukup menonjol dalam pertandingan ini adalah insiden kartu merah yang diterima kiper Wojciech Szczesny pada menit ke-56. Dengan keunggulan jumlah pemain, seharusnya Real Madrid bisa memanfaatkan situasi tersebut untuk menggali peluang, namun kenyataannya malah sebaliknya. Barcelona, meskipun harus bermain dengan sepuluh orang, justru berhasil mengatur ritme permainan dan mencetak lebih banyak gol.

Bermain dengan sepuluh pemain membuat Barcelona mengubah pendekatan mereka, beralih ke permainan yang lebih bertahan. Hansi Flick, pelatih Barcelona, tampak sangat bijak dalam mengatur strategi dan menyesuaikan permainan timnya agar tetap efektif meskipun kekurangan satu pemain. Di sisi lain, Real Madrid tampak kebingungan dan tidak mampu memanfaatkan keuntungan jumlah pemain tersebut untuk mencetak gol tambahan.

Kelemahan dalam Sistem Pertahanan dan Lini Tengah Madrid

Meski Real Madrid sempat unggul lebih dahulu, namun permainan mereka justru semakin terpuruk setelah itu. Kartu merah Szczesny tidak memberikan dampak positif bagi Madrid, yang justru tampak kesulitan untuk mengorganisir serangan mereka. Bahkan, meskipun Barcelona bermain dengan sepuluh pemain, tim Ancelotti tidak mampu memanfaatkan kekurangan tersebut dan malah kehilangan kendali permainan.

Salah satu masalah utama yang dihadapi Real Madrid adalah masalah dalam sistem pertahanan dan ketidakkompakan antara sektor pertahanan dan lini tengah mereka. Federico Valverde dan Eduardo Camavinga, yang dipasangkan sebagai gelandang bertahan, tidak mampu menghalau pergerakan pemain-pemain Barcelona yang sangat bebas bergerak di area berbahaya. Hal ini memudahkan Lamine Yamal dan Raphinha untuk menyerang pertahanan Real Madrid, yang tampak dalam keadaan kacau dan panik.

Kegagalan Madrid dalam Bertahan

Dalam pertandingan ini, Real Madrid gagal menunjukkan pertahanan yang solid. Pertahanan yang rapuh membuat mereka kebobolan dua gol pada babak pertama, meskipun mereka sempat unggul terlebih dahulu. Barcelona dengan cepat membalas dan menunjukkan ketajaman serangan yang sangat efektif. Di babak kedua, meskipun Real Madrid mendapatkan keuntungan jumlah pemain, mereka tidak bisa memanfaatkan peluang tersebut, dan justru kebobolan lebih banyak gol lagi.

Salah satu contoh dari kelemahan pertahanan Real Madrid adalah ketidakmampuan mereka dalam menghadapi serangan balik yang dilakukan oleh pemain-pemain cepat Barcelona seperti Raphinha dan Lamine Yamal. Barcelona dengan cerdas memanfaatkan ruang yang ditinggalkan oleh lini belakang Madrid, yang terlihat tidak mampu bertahan dengan baik. Hal ini mengakibatkan Real Madrid terus-menerus tertekan dan akhirnya kebobolan beberapa gol di babak kedua.

Taktik yang Tidak Efektif

Dalam pertandingan tersebut, Real Madrid tampaknya tidak dapat menjalankan taktik yang efektif untuk menghadapi tekanan yang diberikan oleh Barcelona. Ancelotti sempat mengubah beberapa formasi, namun taktik tersebut tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Meskipun Barcelona bermain dengan sepuluh pemain setelah kartu merah Szczesny, Madrid tidak mampu menciptakan peluang yang cukup untuk mencetak gol tambahan dan merubah jalannya pertandingan.

Di sisi lain, Barcelona tampak sangat terorganisir dalam bertahan meski bermain dengan satu pemain lebih sedikit. Mereka menunjukkan kedewasaan dalam permainan dan mampu mengontrol pertandingan dengan sangat baik meskipun mendapat tekanan dari Madrid yang mencoba untuk mengejar ketertinggalan. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya Real Madrid untuk mengimbangi permainan Barcelona, yang tampil lebih solid dan terstruktur.

Rekor Baru untuk Barcelona

Kemenangan Barcelona atas Real Madrid dengan skor 5-2 ini juga mencatatkan sejarah baru bagi mereka. Untuk pertama kalinya dalam sejarah El Clasico, Barcelona berhasil mencetak empat gol atau lebih dalam dua pertandingan berturut-turut. Sebelumnya, Real Madrid juga pernah melakukan hal serupa pada tahun 1963, ketika mereka mencetak kemenangan besar dengan skor 5-1 dan 4-0.

Dengan trofi Piala Super Spanyol yang berhasil diraih, Barcelona kini mengoleksi total 15 gelar di ajang tersebut, menjadikannya sebagai tim yang paling banyak meraih trofi di kompetisi ini. Real Madrid, di sisi lain, harus merenungkan hasil buruk ini dan memperbaiki performa mereka, terutama dalam aspek pertahanan dan kerjasama tim.

Kekalahan Real Madrid dalam pertandingan final Piala Super Spanyol 2024/2025 menjadi sebuah cermin buruk bagi tim asuhan Carlo Ancelotti. Barcelona menunjukkan kualitas permainan yang jauh lebih solid meskipun bermain dengan sepuluh orang, sementara Real Madrid tampak kehilangan fokus dan kendali permainan. Masalah dalam taktik dan kelemahan sistemik di lini pertahanan menjadi faktor utama kekalahan ini. Hanya Kylian Mbappe yang tampil cukup baik dalam laga ini, sementara pemain-pemain lainnya tidak mampu memberikan kontribusi maksimal. Real Madrid harus segera melakukan evaluasi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan mereka, agar dapat tampil lebih baik di pertandingan-pertandingan berikutnya.

Sumber : Bola.net

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *