tauaja.com

Blog

Khawatir Kekuatan Hezbollah, Pemukim Israel Enggan Kembali ke Wilayah Utara

Published

on

Khawatir Kekuatan Hezbollah, Pemukim Israel Enggan Kembali ke Wilayah Utara

Pemukim Israel yang sebelumnya meninggalkan wilayah mereka akibat serangan dari kelompok perlawanan Lebanon, Hezbollah, kini masih enggan untuk kembali. Serangan yang dilancarkan Hezbollah selama agresi Israel terhadap Lebanon telah menciptakan ketidakpastian yang mendalam di kalangan para pemukim.

Media Israel baru-baru ini menyoroti rasa takut yang terus membayangi para pemukim tersebut. Ketakutan ini tidak terlepas dari keberhasilan operasi militer yang dilakukan oleh Hezbollah, yang mencakup serangan misil, roket, dan drone. Serangan-serangan ini tidak hanya menyebabkan kerusakan besar di sejumlah permukiman, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi mereka yang terkena dampaknya.

Salah satu wilayah yang paling terdampak adalah permukiman Avivim di Galilea Atas. Seorang pemukim yang telah tinggal di sana selama lebih dari tiga dekade mengungkapkan kekhawatirannya, “Saya sangat khawatir. Saya meninggalkan rumah yang sudah saya tempati selama 32 tahun, dan saya tidak bisa membayangkan akan kembali ke sana.” Ia menambahkan bahwa setelah insiden 7 Oktober, ia tidak ingin lagi hidup dalam ketakutan.

Suaminya juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap sistem keamanan yang selama ini dianggap tidak memadai. Ia mengatakan bahwa selama satu dekade terakhir, mereka hanya bergantung pada teknologi seperti radar dan kamera. Namun, sistem tersebut ternyata dapat dilumpuhkan oleh Hezbollah pada hari pertama perang, sehingga membuat para pemukim merasa tidak terlindungi.

Kerusakan yang terjadi akibat serangan ini sangat signifikan. Berdasarkan data pajak properti yang diperoleh media Ynet pada akhir November, sekitar 9.000 bangunan mengalami kerusakan, sementara lebih dari 7.000 kendaraan hancur akibat serangan Hezbollah. Selain itu, kerugian material yang telah dikompensasi sejauh ini mencapai sekitar 140 juta shekel (setara dengan $38,3 juta).

Meski demikian, upaya untuk membangun kembali infrastruktur yang rusak tampaknya menemui hambatan. Anggaran besar yang direncanakan untuk rekonstruksi pada tahun 2025 dilaporkan telah “dibekukan”. Seorang pejabat senior di kementerian keuangan Israel menyebutkan bahwa keputusan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian politik dan keamanan yang terus berlanjut.

Para pemukim yang terkena dampak merasa bahwa kekuatan Hezbollah semakin meningkat, sehingga menambah rasa ketakutan mereka untuk kembali ke wilayah utara. Banyak dari mereka merasa bahwa pemerintah tidak memberikan perlindungan yang memadai, baik sebelum maupun selama konflik berlangsung.

Selain itu, serangan yang dilakukan oleh Hezbollah juga menunjukkan bahwa kelompok tersebut memiliki kemampuan militer yang canggih. Hal ini terlihat dari kemampuan mereka melumpuhkan sistem pertahanan Israel dan melancarkan serangan yang sangat terkoordinasi. Kemampuan ini menimbulkan kekhawatiran baru di kalangan pemukim, karena mereka merasa tidak ada jaminan bahwa situasi serupa tidak akan terjadi lagi di masa depan.

Seorang pemukim lainnya mengungkapkan rasa frustrasinya, “Kami telah ditinggalkan begitu saja. Tidak ada langkah konkret untuk melindungi kami, dan sekarang kami dibiarkan menghadapi ketidakpastian ini sendirian.” Pernyataan ini mencerminkan rasa tidak puas yang meluas di antara mereka yang terkena dampak langsung dari konflik tersebut.

Sementara itu, pemerintah Israel menghadapi tantangan besar dalam membujuk para pemukim untuk kembali ke wilayah utara. Ketidakpastian keamanan dan kurangnya dukungan finansial untuk rekonstruksi membuat banyak orang enggan untuk kembali ke rumah mereka. Bahkan, beberapa pemukim telah memutuskan untuk menetap di tempat lain demi menghindari risiko yang sama di masa depan.

Kerusakan besar yang terjadi di wilayah utara tidak hanya berdampak pada kehidupan pribadi para pemukim, tetapi juga pada perekonomian lokal. Banyak bisnis yang terpaksa tutup akibat kerusakan infrastruktur dan penurunan jumlah penduduk di daerah tersebut. Selain itu, ketegangan yang terus meningkat di perbatasan utara Israel membuat investor ragu untuk menanamkan modal mereka di wilayah tersebut.

Meskipun upaya rekonstruksi telah direncanakan, prosesnya berjalan sangat lambat. Pembekuan anggaran untuk pembangunan kembali infrastruktur menjadi salah satu hambatan utama. Hal ini membuat banyak pemukim merasa bahwa pemerintah tidak serius dalam menangani masalah yang mereka hadapi.

Di sisi lain, keberhasilan Hezbollah dalam melancarkan serangan mereka juga menunjukkan bahwa kelompok tersebut telah meningkatkan kemampuan militernya secara signifikan. Penggunaan teknologi canggih dan strategi militer yang efektif oleh Hezbollah membuat Israel menghadapi tantangan baru dalam menjaga keamanan wilayah utara.

Kondisi ini menciptakan dilema besar bagi pemerintah Israel. Di satu sisi, mereka harus memastikan keamanan wilayah perbatasan agar para pemukim merasa cukup aman untuk kembali. Namun di sisi lain, mereka juga harus menghadapi tekanan dari masyarakat internasional yang menyerukan penghentian konflik dan penyelesaian damai.

Ketegangan yang terus berlanjut di wilayah perbatasan utara juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana pemerintah Israel akan menangani ancaman dari Hezbollah di masa depan. Banyak pihak yang berpendapat bahwa langkah-langkah yang lebih tegas perlu diambil untuk mencegah serangan lebih lanjut. Namun, hal ini juga berisiko memicu eskalasi konflik yang lebih besar.

Secara keseluruhan, situasi di wilayah utara Israel saat ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakatnya. Ketakutan terhadap kekuatan Hezbollah, kerusakan besar akibat serangan, dan kurangnya dukungan untuk rekonstruksi menjadi faktor utama yang membuat para pemukim enggan kembali. Hingga solusi yang efektif ditemukan, ketidakpastian ini kemungkinan akan terus berlanjut.

 

Sumber: Ynet

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *