Blog
Keutamaan dan Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Selama Bulan Rajab

Bulan Rajab adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam ajaran Islam. Dalam tradisi Islam, bulan ini termasuk dalam kategori bulan haram, yang artinya bulan yang harus dihormati dan dihargai. Selain Rajab, ada tiga bulan haram lainnya, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Keempat bulan ini memiliki keistimewaan tersendiri di sisi Allah SWT, dan umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal baik serta menghindari perbuatan yang dapat merugikan diri mereka selama bulan-bulan ini.
Setiap kali memasuki bulan Rajab, umat Islam sangat dianjurkan untuk meningkatkan ibadah mereka. Salah satunya adalah dengan memperbanyak istighfar atau memohon ampunan kepada Allah, serta memanfaatkan malam-malamnya untuk beribadah lebih intens. Bulan ini menjadi kesempatan emas untuk memperbaiki diri dan meningkatkan ketakwaan. Apalagi, setiap amal kebaikan yang dilakukan pada bulan Rajab akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda, karena Allah SWT memberikan keberkahan khusus pada bulan ini.
Bahkan, ulama besar Habib Umar bin Hafidz menekankan pentingnya menyambut bulan Rajab dengan perbuatan baik dan ketaatan kepada Allah. Beliau mengingatkan agar umat Islam tidak menyia-nyiakan kesempatan berharga ini. Dalam sebuah ceramah yang dipublikasikan di YouTube oleh Darhid Fz, Habib Umar menyarankan agar selama bulan Rajab, umat Islam memperbanyak perbuatan saleh seperti sholat sunnah, zikir, serta memperbaiki hubungan dengan sesama. Dengan melakukan hal-hal tersebut, diharapkan seseorang bisa meraih keberkahan dan mendapatkan pertolongan Allah.
Namun, ada beberapa hal yang harus dihindari selama bulan Rajab. Hal ini disampaikan oleh Habib Umar dengan tegas. Beliau memperingatkan bahwa jika ada orang yang melakukan perbuatan yang tidak baik selama bulan ini, maka dia bisa terkena laknat ketika bulan Ramadhan tiba. Ini adalah peringatan keras bagi setiap Muslim agar menjaga diri dan tidak terjerumus dalam kemaksiatan. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dan lebih bijak dalam bertindak, terutama ketika bulan Rajab sedang berlangsung.
Salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah mengenai puasa. Seperti kita ketahui, puasa di bulan Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang sudah baligh dan mampu. Tetapi, di bulan Rajab pun, ada beberapa amalan sunnah yang sangat dianjurkan, salah satunya adalah puasa sunnah Rajab. Banyak ulama yang menyarankan agar umat Islam melaksanakan puasa sunnah pada sepuluh hari pertama bulan Rajab. Hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan diri memasuki bulan suci Ramadhan yang tidak lama lagi akan datang.
Bulan Rajab bukan hanya sebagai ajang untuk meningkatkan ibadah, tetapi juga sebagai waktu untuk menyelesaikan utang puasa yang ditinggalkan pada bulan Ramadhan sebelumnya. Setiap Muslim yang memiliki kewajiban untuk mengganti puasa (qadha) karena alasan tertentu, seperti sakit atau perjalanan, sebaiknya segera menyelesaikan qadha puasa tersebut di bulan Rajab. Hal ini dikarenakan Rajab adalah bulan yang penuh berkah, sehingga amal ibadah yang dilakukan di bulan ini akan mendapatkan pahala yang lebih besar.
Namun, sering kali timbul pertanyaan, apakah seseorang yang mengganti puasa Ramadhan pada bulan Rajab akan mendapatkan pahala ganda? Jawabannya adalah iya, karena selain mendapatkan pahala qadha puasa Ramadhan, seseorang juga akan mendapatkan pahala puasa sunnah Rajab. Ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk menambah pahala di bulan yang penuh berkah ini.
Penting untuk diingat bahwa, meskipun puasa Rajab sangat dianjurkan, kita juga harus berhati-hati agar tidak melaksanakan puasa sepanjang bulan tanpa henti. Puasa Rajab tidak seharusnya dilakukan secara penuh selama 30 hari, karena hal ini bisa meniru puasa Ramadhan yang memang wajib dilakukan selama satu bulan penuh. Sebaiknya, kita melaksanakan puasa sunnah selama sepuluh hari pertama atau memilih beberapa hari tertentu sesuai kemampuan dan keadaan.
Selain itu, terdapat satu hal yang perlu diperhatikan ketika kita berbicara mengenai puasa di bulan Rajab, yaitu puasa di bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh setiap Muslim yang sudah baligh, sehat, dan mampu. Jika seseorang meninggalkan puasa Ramadhan tanpa alasan syar’i, maka ia diwajibkan untuk menggantinya (qadha). Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 184 yang menyebutkan bahwa orang yang tidak puasa karena sakit atau dalam perjalanan, wajib menggantinya di hari-hari lain setelah Ramadhan berlalu.
Menariknya, bagi mereka yang memiliki kewajiban qadha puasa Ramadhan, bulan Rajab adalah waktu yang sangat baik untuk segera menyelesaikan utang puasa tersebut. Dengan begitu, kita bisa memanfaatkan bulan Rajab untuk meningkatkan amal ibadah sekaligus menyelesaikan kewajiban yang belum dilaksanakan.
Bulan Rajab juga memberikan peluang besar bagi umat Islam untuk memperbaiki kualitas ibadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pada bulan ini, selain meningkatkan puasa sunnah, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, serta melakukan zikir dan doa. Semuanya dilakukan sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dan meminta ampunan-Nya atas segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.
Keberkahan bulan Rajab juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan. Ini adalah waktu yang tepat untuk merenung, memperbaiki diri, serta meningkatkan kualitas hidup kita, baik dalam hal spiritual, sosial, maupun ekonomi. Banyak ulama mengingatkan bahwa jika kita berhasil menjaga diri dari perbuatan dosa di bulan ini dan memperbanyak ibadah, maka Ramadhan yang akan datang bisa menjadi lebih bermakna dan penuh berkah.
Intinya, bulan Rajab adalah bulan yang penuh berkah dan keberkahan. Setiap amal baik yang dilakukan selama bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya. Oleh karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk memanfaatkan bulan Rajab dengan meningkatkan ibadah dan menjaga diri dari perbuatan dosa. Jangan sampai kita merugikan diri kita sendiri dengan melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan laknat, seperti yang diingatkan oleh Habib Umar bin Hafidz. Sebaliknya, mari kita sambut bulan Rajab dengan penuh kebahagiaan dan rasa syukur, serta jadikan bulan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan diri menghadapi Ramadhan yang penuh kemuliaan.
Sumber : Liputan6