Blog
Kesepakatan Penghentian Konflik di Gaza: Penarikan Penuh Pasukan Israel ke Perbatasan

Informasi terbaru mengungkapkan isi dari kesepakatan penghentian konflik di Gaza yang sedang dirundingkan melalui mediasi Qatar dan Mesir. Proses ini melibatkan perwakilan dari kelompok perlawanan Palestina di Gaza dan pihak Israel, dengan harapan mengakhiri lebih dari satu tahun konflik berkepanjangan. Berdasarkan informasi yang diterima, kesepakatan ini akan diberlakukan dalam kurun waktu 24 jam setelah diumumkan secara resmi.
Kesepakatan tersebut mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari seluruh wilayah Gaza hingga ke perbatasan, termasuk dari perbatasan Rafah, jalur Netzarim, dan koridor Philadelphi secara bertahap. Dalam langkah awal, Israel juga akan membuka perbatasan Rafah untuk mendukung akses kemanusiaan.
Pada tahap pertama implementasi kesepakatan, terdapat fokus pada pembebasan tahanan. Israel akan membebaskan kembali tahanan yang sebelumnya ditangkap ulang dalam kasus “Shalit”. Selain itu, 30 tahanan Palestina akan dibebaskan untuk setiap warga sipil Israel yang ditahan, serta 50 tahanan Palestina untuk setiap personel militer wanita Israel. Secara keseluruhan, sekitar 2.000 tahanan Palestina akan dibebaskan, termasuk 250 tahanan dengan hukuman penjara seumur hidup.
Tidak hanya itu, kesepakatan ini juga mencakup pembebasan tahanan wanita dan anak-anak di bawah usia 19 tahun. Langkah ini dianggap sebagai upaya besar untuk mengurangi ketegangan yang telah berlangsung lama.
Dari sisi kemanusiaan, kesepakatan ini memberikan perhatian serius pada pemulihan kondisi warga Gaza. Semua warga yang sebelumnya mengungsi akan diizinkan untuk kembali ke rumah mereka tanpa pembatasan. Selain itu, akses penuh di seluruh wilayah Gaza akan dijamin, dengan larangan penerbangan pesawat Israel di atas wilayah Gaza selama 8 hingga 10 jam setiap hari.
Terkait sektor kesehatan, kesepakatan ini menekankan pentingnya rehabilitasi fasilitas medis. Rumah sakit yang rusak akan diperbaiki, dan akan ada tambahan berupa rumah sakit lapangan serta tim medis yang siap memberikan layanan darurat. Selain itu, korban luka akan mendapatkan kesempatan untuk berobat ke luar negeri.
Dalam hal bantuan kemanusiaan, kesepakatan ini menetapkan pengiriman 600 truk bantuan setiap hari ke Gaza. Bantuan ini akan berada di bawah pengawasan protokol kemanusiaan yang didukung oleh Qatar. Selain itu, akan disediakan 200.000 tenda dan 60.000 karavan sebagai tempat tinggal sementara bagi warga yang terdampak.
Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat disebut sebagai pihak yang akan menjamin implementasi kesepakatan ini, dengan dukungan dari komunitas internasional. Media Israel melaporkan bahwa kesepakatan ini telah mendapatkan dukungan mayoritas dari kabinet keamanan dan politik Israel.
Kesepakatan ini dirancang untuk dilaksanakan dalam tiga tahap utama. Tahap pertama akan berlangsung selama enam minggu, dengan prioritas pada pertukaran tahanan. Dalam tahap ini, 33 tahanan Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, akan dikembalikan. Tahap berikutnya akan melanjutkan negosiasi untuk pembebasan 66 tahanan Israel lainnya yang masih berada dalam penguasaan pihak perlawanan.
Selain itu, dalam minggu pertama pelaksanaan kesepakatan, warga yang sebelumnya mengungsi di wilayah selatan Gaza akan dapat kembali ke wilayah utara tanpa melalui proses pemeriksaan ketat. Pasukan Israel akan menarik diri dari wilayah Jalan Rashid, memungkinkan warga untuk beraktivitas bebas di antara wilayah utara dan selatan Gaza.
Pada hari ke-22 pelaksanaan, pasukan Israel akan menyelesaikan penarikan penuh dari wilayah Netzarim menuju timur Jalan Salahuddin, memberikan kebebasan penuh bagi warga Gaza untuk bergerak tanpa hambatan.
Dengan implementasi kesepakatan ini, diharapkan ketegangan yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun dapat mereda, serta kehidupan warga Gaza yang terdampak konflik dapat kembali normal. Komitmen dari berbagai pihak untuk mematuhi kesepakatan ini akan menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas di wilayah tersebut.
Kesepakatan ini tidak hanya menjadi langkah besar menuju penghentian konflik, tetapi juga mencerminkan kerjasama internasional dalam mendukung perdamaian dan pemulihan di wilayah yang telah lama dilanda krisis.
Sumber : Mayadeen