tauaja.com

Blog

Israel Serang Gaza, 62 Warga Palestina Tewas Meski Ada Kesepakatan Gencatan Senjata

Published

on

Israel Serang Gaza, 62 Warga Palestina Tewas Meski Ada Kesepakatan Gencatan Senjata
Warga Palestina berkabung di samping jenazah seorang anak laki-laki berusia lima tahun yang tewas dalam serangan Israel di Deir el-Balah, 14 Januari 2025. (Foto oleh AFP)

Meskipun ada upaya dari para mediator di Qatar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, serangan udara Israel kembali menewaskan setidaknya 62 warga Palestina di Gaza. Menurut laporan yang datang dari wilayah Gaza pada hari Rabu, dua wartawan juga termasuk di antara korban yang jatuh dalam serangan tersebut.

Pihak berwenang Gaza, melalui lembaga pertahanan sipil, menyampaikan bahwa 11 jenazah berhasil dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Gaza tengah setelah pasukan Israel menyerang sebuah rumah keluarga di Deir al-Balah pada malam sebelumnya. Di antara korban yang meninggal dunia, terdapat seorang bocah berusia tujuh tahun serta tiga remaja yang turut menjadi korban serangan ini.

Selain itu, serangan lain yang terjadi menghantam sebuah bangunan sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina yang mengungsi di Kota Gaza. Serangan ini menyebabkan tujuh orang meninggal dunia dan beberapa lainnya mengalami luka-luka. Dalam serangan berikutnya, sebuah rumah di kamp pengungsi Al-Nuseirat dihantam pada dini hari, menewaskan enam orang dan melukai tujuh orang lainnya.

Serangan lainnya terjadi di kamp Shati yang terletak di Kota Gaza, yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia. Menurut keterangan dari lembaga pertahanan sipil Gaza, serangan tersebut semakin memperburuk situasi yang sudah sangat sulit di wilayah tersebut.

Israel mengonfirmasi bahwa pasukan mereka memang melakukan serangkaian serangan udara di Gaza pada malam sebelumnya. Menurut pemerintah Israel, dalam waktu 24 jam terakhir, lebih dari 50 target yang dianggap sebagai sasaran militer dihantam oleh pasukan udara mereka di berbagai lokasi di Gaza.

Selain serangan-serangan ini, pihak Israel juga mengeluarkan peringatan evakuasi baru yang ditujukan kepada warga yang tinggal di kamp pengungsi Jabalia, yang terletak di bagian utara Gaza. Peringatan ini meminta agar para pengungsi segera pindah ke Kota Gaza bagian selatan. Sejak Oktober 2023, Jabalia dan sekitarnya memang menjadi salah satu daerah yang paling intens diserang oleh Israel, menyebabkan ribuan warga terpaksa mengungsi dan meninggalkan rumah mereka.

Sejak beberapa bulan terakhir, serangan-serangan Israel yang terus berlangsung membuat kehidupan warga Palestina di Gaza semakin sulit. Bagi mereka yang tetap bertahan di daerah yang dilanda serangan, situasi menjadi sangat mengerikan. Mereka harus menghadapi kelangkaan bahan makanan, air bersih, peralatan medis, serta tempat perlindungan yang memadai. Selain itu, mereka juga harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah ketegangan dan kekerasan yang tak kunjung usai.

Meskipun gencatan senjata sempat dibahas di tingkat internasional, serangan-serangan seperti ini mengindikasikan bahwa upaya tersebut belum membuahkan hasil yang signifikan. Banyak pihak yang khawatir bahwa tanpa adanya kesepakatan yang jelas dan komprehensif, situasi ini hanya akan semakin memburuk, dan lebih banyak nyawa akan hilang. Sementara itu, di sisi lain, warga Gaza yang masih bertahan hidup hanya bisa berharap agar pembicaraan gencatan senjata yang sedang berlangsung dapat segera membawa dampak positif dan mengakhiri kekerasan yang telah berlangsung lama.

Namun, di tengah semua kekacauan ini, kehidupan warga Gaza yang tersisa tetap penuh dengan ketidakpastian. Setiap hari mereka hidup dalam bayang-bayang serangan udara yang bisa datang kapan saja, serta kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan obat-obatan. Bagi mereka, setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup di tengah situasi yang semakin suram.

Serangan Israel di Gaza ini juga memicu kecaman dari berbagai organisasi internasional, yang menyerukan agar kedua belah pihak menghentikan kekerasan dan mencari solusi damai untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama ini. Meski demikian, realitas di lapangan menunjukkan bahwa gencatan senjata yang diharapkan masih jauh dari kenyataan. Sebaliknya, serangan-serangan ini justru memperburuk keadaan dan menambah derita bagi warga sipil yang tak berdosa.

Sementara itu, Israel terus mengklaim bahwa serangan-serangan mereka ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur militer yang digunakan oleh kelompok-kelompok bersenjata di Gaza. Namun, banyak pihak yang menilai bahwa serangan-serangan ini justru lebih banyak menelan korban jiwa dari kalangan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, yang tidak terlibat dalam pertempuran.

Dalam situasi seperti ini, warga Gaza hanya bisa berharap agar dunia internasional lebih aktif dalam mencari solusi yang dapat menghentikan kekerasan dan memberikan perlindungan kepada mereka yang terjebak dalam konflik ini. Tanpa adanya tekanan internasional yang cukup kuat, sulit untuk melihat bagaimana gencatan senjata atau perdamaian yang langgeng dapat tercapai di wilayah yang telah lama dilanda ketegangan ini.

Sementara itu, di Gaza, warga yang selamat dari serangan-serangan ini harus menghadapi kenyataan pahit bahwa mereka harus melanjutkan hidup di tengah kehancuran dan penderitaan. Mereka yang terluka harus berjuang untuk mendapatkan perawatan medis, sementara mereka yang kehilangan rumah harus mencari tempat perlindungan di tengah kondisi yang serba terbatas. Kehidupan mereka kini penuh dengan ketidakpastian, dan masa depan mereka tampak semakin suram.

Dengan serangan yang terus berlangsung, banyak yang meragukan apakah gencatan senjata yang sedang dibicarakan di Qatar akan benar-benar terwujud. Warga Gaza yang masih bertahan hidup hanya bisa berharap agar pembicaraan tersebut tidak hanya sekadar kata-kata, tetapi benar-benar menghasilkan tindakan nyata yang dapat menghentikan kekerasan dan memberikan mereka kesempatan untuk hidup dalam kedamaian.

Sumber : Al-Manar

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *