tauaja.com

Blog

Israel Lakukan Serangan Udara ke Lebanon Timur dan Selatan di Tengah Perjanjian Gencatan Senjata

Published

on

Israel Lakukan Serangan Udara ke Lebanon Timur dan Selatan di Tengah Perjanjian Gencatan Senjata
Foto : Reuters

Militer Israel kembali melancarkan serangkaian serangan udara ke berbagai wilayah di Lebanon selatan dan timur, meskipun perjanjian gencatan senjata masih berlaku antara kedua negara. Serangan ini menargetkan beberapa lokasi strategis dan dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap kesepakatan yang telah disepakati.

Menurut laporan dari Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), pesawat tempur Israel melakukan sejumlah serangan udara di kawasan Pegunungan Lebanon serta beberapa daerah di distrik Baalbek, yang terletak di Lebanon timur. Selain itu, serangan juga terjadi di Iqlim al-Tuffah, sebuah wilayah yang terletak di bagian selatan negara tersebut. Serangan udara ini berlangsung sekitar pukul 22.35 waktu setempat (2035 GMT) pada hari Kamis.

Sumber setempat melaporkan bahwa serangan tersebut menyasar kota Azzeh dan Roumine, serta area yang berdekatan dengan Wadi al-Zahrani. Selain itu, pesawat-pesawat tempur Israel juga menjatuhkan bom di Lembah Bekaa, yang berada di bagian timur Lebanon dan berbatasan langsung dengan Suriah.

Sebelum melakukan serangan, pesawat militer Israel dilaporkan melakukan penerbangan intensif di ketinggian rendah di sekitar kota Rashaya dan Bekaa barat. Beberapa pesawat tempur juga terlihat melintas di atas Hermel dan Bekaa utara, termasuk melintasi ibu kota Beirut dan wilayah sekitarnya.

Israel dikabarkan terpaksa menyetujui gencatan senjata dengan kelompok perlawanan Hezbollah, setelah mengalami kerugian besar dalam pertempuran yang telah berlangsung hampir 14 bulan. Dalam rentang waktu tersebut, militer Israel gagal mencapai target yang telah ditetapkan dalam agresinya ke wilayah Lebanon. Kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada 27 November, meskipun sejak saat itu, pasukan pendudukan terus melakukan serangan hampir setiap hari, termasuk serangan udara ke berbagai wilayah di Lebanon.

Pada 10 Januari, pemerintah Lebanon secara resmi mengajukan keluhan ke Dewan Keamanan PBB, terkait tindakan agresi Israel yang merusak lahan pertanian dan menargetkan hewan ternak di bagian selatan negara tersebut. Tindakan ini dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya.

Kelompok Hezbollah menyatakan bahwa pemerintah Lebanon memiliki tanggung jawab penuh untuk memastikan bahwa pasukan militer Israel sepenuhnya mundur dari wilayah selatan Lebanon. Di sisi lain, Lebanon mengumumkan pada 27 Januari bahwa mereka telah sepakat untuk memperpanjang perjanjian gencatan senjata dengan Israel hingga 18 Februari, meskipun pihak Israel gagal memenuhi tenggat waktu yang telah ditentukan untuk menarik pasukannya dan justru menyebabkan tewasnya hampir dua lusin orang di wilayah selatan.

Ketegangan antara Lebanon dan Israel terus meningkat sejak konflik bersenjata yang dimulai lebih dari setahun yang lalu. Dalam periode tersebut, serangan dari kedua belah pihak telah menyebabkan kerusakan parah di berbagai wilayah, termasuk korban jiwa dari kalangan warga sipil. Sementara itu, kelompok Hezbollah menegaskan akan terus memberikan perlawanan terhadap serangan Israel, terutama jika pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata terus berlangsung.

Sementara itu, komunitas internasional terus memberikan tekanan terhadap Israel, mendesak mereka untuk menghentikan operasi militer di wilayah Lebanon dan mematuhi kesepakatan gencatan senjata yang telah ditandatangani. Beberapa negara juga telah mengajukan permohonan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meningkatkan pengawasan dan memastikan tidak ada pelanggaran lebih lanjut terhadap perjanjian tersebut.

Namun, hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa ketegangan antara Lebanon dan Israel akan segera mereda. Dengan adanya serangan terbaru ini, dikhawatirkan konflik dapat kembali meningkat, memperburuk situasi keamanan di kawasan tersebut. Para pemimpin dunia terus berupaya mencari solusi diplomatik untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dan mencegah jatuhnya korban yang lebih banyak lagi.

Pemerintah Lebanon telah menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen terhadap perjanjian gencatan senjata, namun mereka juga memperingatkan bahwa tindakan agresi Israel tidak akan dibiarkan tanpa respon. Hezbollah pun mengisyaratkan bahwa mereka siap memberikan balasan jika serangan berlanjut, terutama jika pasukan Israel terus melanggar kesepakatan yang telah dibuat.

Konflik ini menjadi salah satu isu utama dalam dinamika geopolitik di kawasan Timur Tengah. Banyak pihak yang menilai bahwa penyelesaian konflik antara Lebanon dan Israel memerlukan pendekatan diplomatik yang lebih kuat dan dukungan penuh dari komunitas internasional. Tanpa adanya upaya nyata untuk menghentikan agresi dan mengembalikan stabilitas, situasi ini berpotensi berkembang menjadi konflik yang lebih besar dengan dampak yang lebih luas bagi negara-negara di kawasan tersebut.

Dengan kondisi yang terus bergejolak, rakyat Lebanon harus menghadapi ancaman dan ketidakpastian, terutama mereka yang tinggal di wilayah yang menjadi target serangan. Banyak penduduk yang terpaksa mengungsi demi menghindari bahaya, sementara sektor ekonomi dan infrastruktur Lebanon juga mengalami kerusakan yang cukup serius akibat serangan yang terus berlangsung.

Sejauh ini, belum ada indikasi konkret dari pihak Israel bahwa mereka akan menghentikan serangan udara di wilayah Lebanon. Pemerintah Lebanon dan kelompok Hezbollah terus mengawasi perkembangan situasi dengan ketat, sembari berupaya menggalang dukungan internasional untuk menekan Israel agar menghormati perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati.

Dengan meningkatnya intensitas konflik, masa depan perjanjian gencatan senjata antara kedua negara ini masih menjadi tanda tanya besar. Apakah kesepakatan ini akan tetap bertahan, ataukah hanya menjadi bagian dari siklus konflik yang terus berulang di wilayah tersebut? Hanya waktu yang akan menjawab.

 

Sumber: NNA

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *