tauaja.com

Blog

Hamas Desak Persatuan Palestina dan Kecam Keterlibatan Barat dalam Krisis Gaza

Published

on

Hamas Desak Persatuan Palestina dan Kecam Keterlibatan Barat dalam Krisis Gaza

Hamas dengan tegas menekankan bahwa pasukan pendudukan Israel terus melancarkan tindakan yang dapat digolongkan sebagai genosida di Gaza. Mereka menyatakan bahwa Israel melanjutkan kampanye brutal ini dengan bantuan penuh dari negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Gerakan perlawanan ini menilai bahwa dalam 455 hari terakhir, pasukan Israel telah melakukan berbagai aksi kekerasan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, termasuk pembersihan etnis dan pemindahan paksa yang merusak kehidupan banyak orang.

Hamas mengkritik keras tindakan Israel yang menggunakan taktik-taktik kekerasan seperti terorisme, pemboman tanpa pandang bulu, dan kejahatan sadis lainnya. Dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Basem Naim, anggota Biro Politik Hamas, mereka menegaskan bahwa aksi-aksi ini merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya dihormati oleh semua negara. Salah satu poin yang sangat ditekankan dalam pernyataan tersebut adalah penghancuran infrastruktur penting, khususnya fasilitas kesehatan di Gaza, yang menjadi sasaran utama serangan Israel. Hamas menyebut tindakan ini sebagai bagian dari upaya sistematis untuk menghancurkan kapasitas medis di Gaza, dengan mencegah pengiriman bantuan seperti obat-obatan, bahan bakar, dan pasokan medis lainnya, yang sangat dibutuhkan oleh warga sipil dan rumah sakit.

Lebih lanjut, Naim juga mengungkapkan bahwa dalam 24 jam terakhir, serangan udara Israel semakin meningkat dengan lebih dari 34 serangan yang menyebabkan kematian lebih dari 100 warga Palestina. Serangan yang tak kenal ampun ini membuat situasi di Gaza semakin parah dan menyulitkan upaya untuk menyediakan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan. Dalam konteks ini, Hamas menyoroti bahwa serangan yang terus-menerus ini tidak hanya menyebabkan korban jiwa, tetapi juga merusak infrastruktur yang sudah rapuh akibat blokade yang diterapkan Israel. Selain itu, Hamas juga mengungkapkan rasa keprihatinan atas keselamatan para pemimpin perlawanan mereka yang menjadi martir, termasuk Sheikh Saleh al-Arouri yang dibunuh setahun yang lalu. Hamas menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk melanjutkan perlawanan, meskipun harus menghadapi berbagai tantangan besar dan tekanan internasional yang terus berlanjut.

Sebagai bagian dari upaya mereka untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina, Hamas juga menyatakan telah memulai perundingan tidak langsung dengan Israel di Doha. Perundingan ini dianggap sebagai langkah positif yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata dan menarik pasukan Israel dari Gaza. Hamas menggambarkan pendekatan ini sebagai serius dan bertujuan untuk mencapai kesepakatan yang dapat mengurangi ketegangan di wilayah tersebut. Meskipun demikian, Hamas tetap berfokus pada pentingnya persatuan di kalangan faksi-faksi Palestina untuk memperkuat posisi mereka dalam menghadapi pendudukan Israel. Mereka menuntut agar Otoritas Palestina, yang baru-baru ini melakukan operasi militer di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, segera menghentikan tindakan tersebut dan berusaha mencapai kesepakatan yang dapat mempererat persatuan bangsa Palestina. Dalam hal ini, Hamas merasa bahwa solidaritas di antara faksi-faksi yang berbeda akan menjadi kunci untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina dan memperkuat posisi mereka di hadapan dunia internasional.

Tindakan yang dilakukan oleh Otoritas Palestina di Jenin, yang melibatkan pengepungan dan penangkapan terhadap warga sipil, serta pembunuhan dan penyiksaan, mendapat kecaman keras dari Hamas. Mereka menilai bahwa tindakan ini hanya melayani kepentingan pendudukan Israel dan menghalangi upaya perlawanan yang sah. Hamas mendesak agar semua faksi Palestina menekan Otoritas Palestina untuk menghentikan kekerasan tersebut dan berupaya untuk bekerja sama dalam membangun kesatuan nasional. Hamas merasa bahwa persatuan di antara faksi-faksi Palestina adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama dan melawan dominasi Israel yang terus meluas di wilayah Palestina. Dalam konteks ini, Hamas menegaskan bahwa mereka berusaha untuk mengorganisasi masalah-masalah dalam negeri di Palestina dengan menunjukkan fleksibilitas dan keinginan untuk mencapai kesepakatan nasional yang dapat menguntungkan seluruh rakyat Palestina, tanpa terkecuali.

Selain itu, Hamas juga menyuarakan kekhawatiran mengenai keselamatan para tahanan Palestina yang sedang berada dalam penahanan Israel. Mereka menyatakan bahwa rezim Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas kondisi para tahanan, termasuk Dr. Hussam Abu Safiya, yang ditahan oleh pasukan Israel. Hamas mendesak agar organisasi internasional seperti WHO dan Palang Merah segera turun tangan untuk memastikan perlindungan bagi tahanan-tahanan ini dan untuk menekan Israel agar memungkinkan inspeksi internasional di penjara-penjara yang ada di Gaza. Mereka juga meminta agar Israel segera mengizinkan penyelidikan terhadap tindakan penyiksaan yang terjadi di fasilitas-fasilitas penahanan mereka. Dalam hal ini, Hamas menegaskan bahwa perlindungan terhadap hak asasi manusia dan keselamatan para tahanan harus menjadi prioritas bagi masyarakat internasional, serta menuntut agar Israel bertanggung jawab atas tindakan kekerasan yang dilakukannya terhadap tahanan Palestina.

Terkait tata kelola di Gaza, Hamas menunjukkan dukungan mereka terhadap inisiatif yang didorong oleh Mesir untuk membentuk sebuah komite yang dapat membantu mengelola urusan Gaza sementara waktu. Namun, Hamas juga mendesak agar Otoritas Palestina dan Fatah bekerja sama dalam upaya ini untuk menciptakan kerangka politik yang lebih solid dan terpadu. Hamas merasa bahwa tanpa persatuan yang kuat di antara kelompok-kelompok Palestina, usaha untuk mengatasi masalah di Gaza akan sangat sulit dilakukan. Mereka menganggap bahwa solusi politik yang tidak melibatkan semua pihak yang terlibat hanya akan memperburuk ketegangan yang sudah ada. Dalam hal ini, Hamas tetap berkomitmen untuk mencapai konsensus nasional dan mendorong dialog antar faksi untuk memperkuat posisi mereka dalam perlawanan terhadap pendudukan Israel.

Akhirnya, Hamas menutup pernyataan mereka dengan menegaskan perlunya intervensi internasional yang lebih besar untuk melindungi warga Palestina dari kekerasan yang sedang berlangsung. Mereka meminta agar masyarakat internasional memberikan tekanan lebih besar pada Israel untuk menghentikan agresinya terhadap Gaza dan memastikan perlindungan bagi warga sipil yang terjebak dalam konflik ini. Hamas juga menekankan pentingnya akuntabilitas internasional terhadap kejahatan yang dilakukan oleh pasukan Israel, serta memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat segera sampai ke mereka yang membutuhkan di Gaza. Dalam hal ini, Hamas terus menuntut agar dunia internasional memberikan perhatian lebih terhadap penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina dan mendesak agar mereka mendapat perlindungan yang layak.

Secara keseluruhan, pernyataan ini menggambarkan keseriusan Hamas dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina, serta komitmen mereka untuk melanjutkan perlawanan meskipun menghadapi berbagai tekanan dari pihak internasional dan pendudukan Israel. Hamas tetap percaya bahwa perjuangan mereka adalah untuk membela kedaulatan Palestina dan hak hidup rakyat Palestina yang sedang terancam oleh agresi yang terus berlanjut. Dalam konteks ini, mereka bertekad untuk melanjutkan perjuangan mereka meskipun menghadapi berbagai tantangan, dengan harapan dapat mewujudkan kebebasan dan keadilan bagi bangsa Palestina.

Sumber : Al Mayadeen

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *