Blog
Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Parigi Moutong, Sulawesi Tengah: Penjelasan BMKG dan Dampaknya

Gempa dengan kekuatan 5,8 magnitudo mengguncang wilayah Parigi Moutong di Sulawesi Tengah sekitar pukul 21.53 WIB, Selasa malam, 28 Januari 2025. Pusat gempa terdeteksi berada di darat, sekitar 45 kilometer ke tenggara dari Parigi Moutong, dengan kedalaman mencapai 76 kilometer. Menanggapi kejadian ini, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memberikan penjelasan bahwa gempa tersebut merupakan gempa bumi menengah, yang disebabkan oleh aktivitas slab-pull extensional pada lempeng Utara Sulawesi.
Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa ini merupakan akibat dari pergerakan lempeng di bawah permukaan bumi yang menyebabkan patahan pada lempeng tersebut. “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini dapat dikategorikan sebagai gempa bumi menengah, yang disebabkan oleh aktivitas slab-pull extensional lempeng Utara Sulawesi,” ungkapnya. Pergerakan lempeng ini menyebabkan terjadinya gempa yang cukup kuat, namun dengan kedalaman yang cukup dalam, yang mempengaruhi intensitas guncangannya.
Selain itu, mekanisme sumber gempa menunjukkan bahwa pergerakan yang terjadi adalah oblique-normal fault, atau pergeseran mendatar turun. Jenis gempa ini terjadi ketika satu sisi dari patahan bergerak mendatar dan turun. Jenis pergeseran ini dapat menimbulkan dampak yang cukup besar, namun karena kedalaman gempa yang cukup dalam, dampak guncangannya lebih tersebar dan tidak terlalu merusak struktur bangunan di permukaan. Walaupun gempa ini dirasakan cukup kuat, namun BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menyebabkan tsunami di wilayah sekitar, mengingat kondisi gempa yang terjadi lebih berfokus pada pergerakan lempeng di daratan.
Gempa tersebut tidak hanya dirasakan di Parigi Moutong, tetapi juga di beberapa daerah lain yang terletak cukup jauh dari episenter. Di antaranya adalah Toli-Toli, Palu, Sigi, Poso, serta Kota Gorontalo. BMKG menginformasikan bahwa intensitas guncangan yang dirasakan bervariasi, tergantung pada lokasi masing-masing. Di daerah Toli-Toli dan Buol, gempa terasa dengan skala intensitas IV MMI (Modified Mercalli Intensity), yang berarti guncangan gempa sangat kuat dan banyak orang di dalam rumah dapat merasakannya. Di Palu, Sigi, Poso, Parigi, Kota Gorontalo, dan Kabupaten Gorontalo Utara, gempa dirasakan dengan skala intensitas III MMI, yang menunjukkan getaran yang terasa nyata di dalam rumah, seolah-olah sebuah kendaraan besar seperti truk sedang melintas. Sementara itu, di Kabupaten Bone Bolango dan Tanjung Redep, getaran gempa terasa dengan skala intensitas II-III MMI, yang berarti getaran dirasakan nyata di dalam rumah, seperti sensasi truk yang melintas.
Meskipun gempa ini cukup terasa dan luas jangkauannya, BMKG memastikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menyebabkan tsunami. Menurut informasi dari BMKG, meskipun intensitas getaran cukup besar di beberapa daerah, namun kondisi geologis di sekitar episenter dan kedalaman gempa meminimalkan kemungkinan terjadinya tsunami. BMKG juga terus melakukan pemantauan untuk memastikan bahwa tidak ada aktivitas gempa susulan yang dapat menambah ancaman terhadap keselamatan masyarakat. Hasil monitoring menunjukkan adanya gempa susulan dengan magnitudo 3,4, yang terdeteksi di sekitar wilayah tersebut, namun dampaknya relatif kecil dan tidak berbahaya. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada, namun tidak perlu panik.
Dalam situasi seperti ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang belum tentu benar. Daryono mengingatkan pentingnya untuk selalu memeriksa kondisi bangunan rumah, terutama jika ada retakan atau kerusakan akibat getaran gempa. Warga diminta untuk memastikan stabilitas bangunan sebelum kembali ke dalam rumah, mengingat potensi kerusakan yang bisa membahayakan keselamatan penghuni. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat kondisi bangunan yang mungkin sudah mengalami kerusakan yang tidak terlihat jelas setelah terjadinya getaran gempa.
Untuk langkah pencegahan, masyarakat juga diimbau untuk menjauhi bangunan yang sudah rusak parah atau berpotensi runtuh. BMKG dan pemerintah daerah bekerja sama untuk memberikan informasi terkait prosedur keselamatan dan evakuasi jika diperlukan. Jika bangunan rumah mengalami kerusakan berat, sebaiknya menunggu sampai pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang berwenang sebelum kembali memasuki rumah. Masyarakat juga diingatkan untuk selalu mengikuti petunjuk dari pihak berwenang mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk menjaga keselamatan.
Meskipun gempa ini cukup kuat, masyarakat Sulawesi Tengah harus terus waspada terhadap potensi bencana alam lainnya. Wilayah ini memang berada di sepanjang Cincin Api Pasifik, yang rawan terjadi gempa bumi. Karena itu, kesiapsiagaan masyarakat sangatlah penting. Setiap orang perlu memahami cara-cara mitigasi risiko bencana gempa bumi, seperti memastikan bangunan yang aman, mengikuti prosedur evakuasi yang benar, dan selalu memperhatikan informasi dari pihak berwenang yang terkait. Jika masyarakat sudah memiliki pengetahuan dasar tentang cara menghadapi gempa, mereka dapat lebih cepat beradaptasi dan melakukan tindakan yang benar dalam menghadapi situasi darurat.
Peran BMKG dalam memberikan informasi yang cepat dan akurat sangat penting untuk membantu masyarakat mempersiapkan diri menghadapi bencana alam. Informasi yang diberikan oleh BMKG dapat mengurangi dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh gempa bumi dan memastikan bahwa warga mengetahui langkah yang tepat yang harus diambil saat terjadi bencana. Selain itu, pihak berwenang yang terlibat juga harus tetap bekerja sama untuk mempercepat distribusi informasi ke masyarakat agar tidak ada yang tertinggal dalam menerima informasi penting ini.
Keseluruhan, meskipun gempa ini mengakibatkan getaran yang cukup terasa di beberapa wilayah, dampaknya relatif terkendali karena adanya informasi yang diberikan oleh BMKG dan kewaspadaan masyarakat. Pemerintah dan masyarakat diharapkan untuk terus bekerja sama dalam memitigasi dampak bencana, khususnya gempa bumi, yang sering kali datang tanpa peringatan sebelumnya. Warga juga perlu memahami pentingnya memiliki alat komunikasi yang dapat digunakan dalam situasi darurat agar mereka tetap terhubung dengan pihak berwenang.
Peristiwa gempa ini juga mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan bencana. Mengingat potensi gempa bumi yang terjadi tanpa pemberitahuan lebih awal, sangat penting untuk memastikan bahwa kita semua sudah mempersiapkan diri, baik dari segi struktur bangunan yang aman, prosedur evakuasi, maupun sikap mental yang siap menghadapi bencana. Langkah-langkah preventif seperti ini akan sangat membantu mengurangi kerugian dan melindungi keselamatan kita semua.
Dengan BMKG yang terus memantau dan memberikan informasi secepat mungkin, serta partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keselamatan, diharapkan risiko gempa bumi dan bencana alam lainnya dapat lebih diminimalkan. Ke depannya, penting bagi setiap individu dan keluarga untuk lebih memperhatikan langkah-langkah mitigasi risiko, seperti memeriksa kekuatan bangunan rumah, mengikuti pelatihan evakuasi, dan selalu waspada terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Dengan cara ini, kita dapat meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam yang bisa terjadi kapan saja.
Sumber : Kumparan