Blog
Gelombang Aksi Solidaritas di Yaman untuk Palestina Semakin Meluas

Tau Aja – Gelombang aksi massa yang menunjukkan solidaritas rakyat Yaman terhadap Palestina terus berlanjut di berbagai penjuru negeri. Pada hari Jumat, jutaan warga turun ke jalan di ibu kota Sana’a serta di kota-kota lainnya seperti Sa’ada, Bayda, Hajjah, dan Dhale. Aksi tersebut merupakan kelanjutan dari unjuk rasa berskala nasional yang telah berlangsung sejak akhir tahun lalu sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Gaza yang sedang menderita akibat agresi militer Israel.
Masyarakat Yaman yang berkumpul dalam jumlah besar membawa bendera Palestina dan Yaman, sambil menyerukan kecaman terhadap serangan yang dilakukan oleh Israel di Gaza dan juga terhadap intervensi militer Amerika Serikat di wilayah mereka. Dalam orasinya, para peserta aksi menyuarakan semangat perlawanan dan solidaritas. Mereka menyatakan bahwa dukungan terhadap Palestina adalah bagian dari kehormatan mereka sebagai bangsa yang berdaulat, dan tidak akan tunduk kepada tekanan luar, baik dari Israel maupun Amerika.
Seruan-seruan seperti “Kami akan membalas siapa pun yang menyerang kami” dan “Gaza dan Palestina, kami bersamamu hingga akhir zaman” menggema di sepanjang barisan demonstran. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya empati dan keterikatan emosional masyarakat Yaman terhadap penderitaan warga Palestina yang masih berlangsung hingga saat ini.
Dalam aksi tersebut, para penggagas unjuk rasa merilis pernyataan resmi yang bertajuk “Perjuangan, keteguhan, dan keberanian… Kami tidak akan meninggalkan Gaza.” Isi dari pernyataan tersebut menegaskan bahwa serangan militer Amerika tidak akan mampu menggoyahkan tekad rakyat Yaman. Sebaliknya, tekanan dan kekerasan tersebut justru memicu semangat yang lebih besar untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Pernyataan itu juga menyinggung kegagalan strategi militer pihak musuh. Disebutkan bahwa dalam konflik di Gaza, pihak Israel tidak mampu membebaskan tawanan mereka maupun melemahkan kekuatan kelompok perlawanan. Sementara itu, di Yaman sendiri, meskipun Amerika melakukan serangan udara dan blokade maritim, operasi balasan dari pasukan Yaman tetap berjalan dan berhasil menghambat jalur pelayaran yang menuju wilayah pendudukan Israel.
Aksi protes ini juga menyerukan kepada negara-negara Arab dan Muslim untuk tidak lagi diam dan segera mengambil langkah konkret demi mendukung rakyat Gaza. Para peserta menilai bahwa saat ini bukan waktunya untuk bersikap netral atau menutup mata terhadap penderitaan rakyat Palestina yang terus mengalami penindasan dan kekerasan.
Sejak awal serangan besar-besaran Israel ke wilayah Gaza pada bulan Oktober 2023, pasukan Yaman telah melancarkan berbagai serangan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina. Operasi-operasi ini meliputi penargetan terhadap kapal-kapal milik Israel atau kapal-kapal yang menuju ke pelabuhan-pelabuhan di wilayah yang diduduki oleh Israel. Selain itu, pasukan Yaman juga menargetkan situs-situs strategis yang berkaitan dengan kepentingan militer Israel dan Amerika Serikat.
Sebagai bentuk dukungan militer terhadap Israel, pemerintah Amerika Serikat membentuk aliansi maritim di Laut Merah pada bulan Desember 2023. Tujuan utama aliansi ini adalah untuk mengamankan jalur pelayaran kapal-kapal yang menuju wilayah pendudukan Israel dan untuk menghalangi operasi-operasi militer dari pasukan Yaman. Namun, langkah ini justru mendapat respons keras dari Yaman.
Menanggapi kehadiran aliansi tersebut, pasukan Yaman meningkatkan intensitas serangan terhadap target-target militer Amerika dan Israel, termasuk kapal induk dan kapal perang milik Amerika yang beroperasi di lepas pantai Yaman. Strategi ini disebut sebagai upaya mempertahankan kedaulatan dan menunjukkan bahwa Yaman tidak gentar menghadapi kekuatan militer besar.
Menariknya, ketika gencatan senjata diberlakukan di Gaza pada tanggal 19 Januari 2024, pasukan Yaman sempat menghentikan serangan mereka sebagai bentuk dukungan terhadap perdamaian. Namun, setelah gencatan senjata itu dilanggar kembali oleh Israel pada bulan Maret, Yaman kembali melanjutkan operasi-operasi militernya sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina yang terus mengalami kekerasan.
Aksi-aksi ini tidak hanya menjadi simbol dukungan moral, tetapi juga mencerminkan tekad Yaman untuk memainkan peran aktif dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina. Aksi solidaritas yang dilakukan secara konsisten juga membuktikan bahwa isu Palestina tidak hanya menjadi perhatian lokal, tetapi telah menjadi isu yang menyatukan dunia Islam dan memicu gelombang empati lintas batas negara.
Partisipasi rakyat Yaman dalam demonstrasi besar-besaran ini juga menunjukkan bagaimana konflik di Palestina mampu menyentuh kesadaran politik dan kemanusiaan masyarakat di luar wilayah tersebut. Terlebih lagi, dalam konteks Yaman yang juga sedang menghadapi konflik internal dan tekanan ekonomi, tetap munculnya aksi solidaritas dalam skala besar menjadi cerminan dari komitmen ideologis dan kepedulian mendalam terhadap nasib Palestina.
Melalui berbagai pernyataan publik, warga Yaman menunjukkan bahwa serangan terhadap negara mereka tidak akan membuat mereka mundur. Justru serangan-serangan itu memperkuat keyakinan mereka bahwa perjuangan bersama untuk keadilan dan kemerdekaan Palestina merupakan bagian dari perjuangan yang lebih besar melawan ketidakadilan global.
Masyarakat internasional pun mulai menyoroti peran Yaman dalam konteks ini. Meski tak sebesar kekuatan militer negara-negara adidaya, Yaman telah menunjukkan bahwa dukungan terhadap Palestina bisa diwujudkan tidak hanya melalui diplomasi, tetapi juga melalui tindakan nyata, baik dalam bentuk protes massal maupun operasi-operasi militer yang terorganisir.
Sebagai penutup, gelombang aksi solidaritas dari rakyat Yaman ini mempertegas bahwa dukungan terhadap Gaza tidak akan surut, meskipun dihadapkan pada risiko besar dan tekanan militer. Bagi rakyat Yaman, perjuangan Palestina adalah perjuangan bersama yang akan terus mereka dukung sampai cita-cita kemerdekaan Palestina terwujud sepenuhnya. Dengan suara yang lantang dan aksi yang konsisten, mereka ingin menunjukkan bahwa Gaza tidak sendiri, dan perjuangan untuk keadilan masih hidup di hati banyak orang di seluruh dunia.
Sumber: PressTV