tauaja.com

Blog

Fakta Lengkap Gempa Bumi M 4,1 yang Guncang Bogor dan Sekitarnya, Ini Penjelasan BMKG

Published

on

Fakta Lengkap Gempa Bumi M 4,1 yang Guncang Bogor dan Sekitarnya, Ini Penjelasan BMKG

Pada Kamis malam, tepatnya tanggal 10 April 2025, wilayah Kota Bogor di Jawa Barat diguncang oleh gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 4,1. Guncangan ini cukup terasa di beberapa wilayah sekitar, termasuk Depok. Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka, peristiwa ini menyebabkan kerusakan fisik pada sejumlah bangunan.

Menurut data sementara yang dirilis oleh pihak terkait, tercatat ada 17 bangunan yang mengalami kerusakan. Dari jumlah tersebut, 16 di antaranya merupakan rumah tinggal milik warga, sedangkan satu lainnya adalah bangunan sekolah. Hingga laporan ini disusun, tidak ditemukan adanya laporan terkait korban luka atau meninggal dunia akibat gempa tersebut.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), melalui Direktur Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, menjelaskan bahwa gempa bumi yang mengguncang Bogor termasuk dalam kategori gempa dangkal, dan peristiwa ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif di wilayah tersebut.

Berikut adalah penjabaran lengkap mengenai fakta-fakta terkait peristiwa gempa Bogor, yang telah disampaikan secara resmi oleh pihak BMKG:

1. Pusat Gempa Terjadi di Daratan

Berdasarkan catatan resmi, gempa bumi tersebut terjadi pada pukul 22.16 WIB, Kamis malam, 10 April 2025. Pusat gempa atau episenter berada di wilayah darat, bukan di laut, dengan lokasi tepat pada koordinat 6,62 derajat Lintang Selatan dan 106,8 derajat Bujur Timur. Sementara itu, kedalaman hiposenternya atau titik fokus gempa berada di sekitar 5 kilometer di bawah permukaan tanah. Dengan kedalaman sedekat itu, maka wajar jika getarannya cukup terasa di permukaan.

2. Termasuk Gempa Tektonik Dangkal

Jenis gempa yang terjadi ini tergolong sebagai gempa tektonik kerak dangkal atau sering disebut dengan istilah shallow crustal earthquake. Penyebab utama dari jenis gempa seperti ini adalah adanya aktivitas dari sesar aktif atau patahan bumi yang masih bergerak.

Hasil rekaman dari sensor seismik yang berada di stasiun DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) menunjukkan adanya gelombang gempa S (shear wave) yang dominan, ditandai dengan frekuensi tinggi. Ciri khas ini memperkuat bukti bahwa gempa Bogor adalah jenis gempa tektonik yang terjadi dekat dengan permukaan tanah.

3. Mekanisme Sumber Gempa Bertipe Geser

Dalam analisis lebih lanjut yang dilakukan oleh BMKG, mekanisme sumber dari gempa bumi Bogor diketahui memiliki karakteristik strike-slip, yaitu pergeseran lempeng bumi secara horizontal atau geser. Jenis mekanisme ini umum ditemukan di kawasan yang memiliki struktur sesar aktif dan dapat memicu gempa-gempa dengan kedalaman rendah seperti yang terjadi di Bogor.

4. Dipicu oleh Aktivitas Sesar Citarik

Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis mekanisme sumber, BMKG menyimpulkan bahwa gempa ini sangat mungkin dipicu oleh aktivitas dari Sesar Citarik. Sesar ini memiliki tipe geser mengiri atau dalam istilah teknis disebut sinistral strike-slip. Ini berarti lempeng di kedua sisi sesar bergeser secara mendatar dengan arah yang saling berlawanan ke kiri. Karakteristik ini sesuai dengan data rekaman seismik dan pola pergerakan yang terdeteksi.

5. Terdengar Suara Dentuman dan Gemuruh

Tak hanya getaran yang dirasakan oleh warga, gempa ini juga disertai dengan munculnya suara gemuruh serta dentuman. Menurut penjelasan dari BMKG, fenomena suara tersebut memang umum terjadi dalam gempa bumi dengan kedalaman sangat dangkal. Suara dentuman ini dihasilkan oleh gelombang frekuensi tinggi yang menjalar di permukaan bumi, menimbulkan efek akustik yang dapat terdengar seperti ledakan atau gemuruh keras. Jadi, suara-suara itu bukanlah fenomena aneh, melainkan ciri khas dari gempa dengan hiposenter sangat dangkal.

6. Getaran Dirasakan hingga Wilayah Depok

Dampak getaran dari gempa ini tak hanya dirasakan di Bogor saja, tetapi juga menjangkau wilayah sekitar seperti Kabupaten Bogor, Kota Bogor, hingga Kota Depok. Berdasarkan pengamatan dan laporan warga, skala intensitas gempa diperkirakan berada pada tingkat III hingga IV MMI (Modified Mercalli Intensity).

Untuk gambaran, skala III-IV MMI berarti getaran terasa cukup kuat di dalam rumah. Orang-orang bisa merasakan guncangan dengan jelas, benda-benda ringan bisa bergeser, perabotan mungkin terdengar bergeser atau bergetar, dan bahkan ada kemungkinan dinding rumah berbunyi, serta jendela maupun pintu berderit akibat getaran. Meski tidak sampai menghancurkan bangunan secara keseluruhan, gempa ini cukup kuat untuk menimbulkan kerusakan ringan pada sejumlah bangunan warga, terutama di Kota Bogor.

7. Terjadi Empat Kali Gempa Susulan

Setelah gempa utama terjadi, BMKG juga mencatat adanya beberapa gempa susulan atau aftershock. Hingga Jumat pagi, 11 April 2025 pukul 06.00 WIB, tercatat setidaknya empat kali gempa susulan yang terjadi di wilayah yang sama.

Berikut rincian waktu dan kekuatannya:

  • Kamis, 10 April 2025 pukul 23.12 WIB dengan magnitudo 1,9

  • Kamis, 10 April 2025 pukul 23.14 WIB dengan magnitudo 1,7

  • Jumat, 11 April 2025 pukul 01.04 WIB dengan magnitudo 1,6

  • Jumat, 11 April 2025 pukul 01.38 WIB dengan magnitudo 1,7

Meski kekuatan gempa susulan tersebut relatif kecil, kehadirannya menunjukkan bahwa aktivitas sesar masih berlangsung, meskipun dengan energi yang lebih lemah dibandingkan gempa utama.

8. Tidak Ada Korban Jiwa

Salah satu kabar yang cukup melegakan dari kejadian ini adalah tidak adanya korban luka-luka maupun meninggal dunia. Meskipun beberapa bangunan dilaporkan mengalami kerusakan, namun seluruh warga dilaporkan dalam keadaan selamat. Hal ini tentu menjadi poin penting dalam penanganan darurat bencana, karena keselamatan jiwa merupakan prioritas utama.

9. Perlu Kewaspadaan terhadap Aktivitas Sesar Lokal

Peristiwa gempa di Bogor ini menjadi pengingat bahwa wilayah Jawa Barat, termasuk Bogor dan sekitarnya, memiliki potensi aktivitas sesar aktif yang dapat memicu gempa bumi. Salah satunya adalah Sesar Citarik, yang disebut sebagai pemicu utama pada kejadian kali ini. Ke depan, kewaspadaan terhadap potensi pergerakan sesar lokal perlu terus ditingkatkan, termasuk dalam aspek perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur tahan gempa, dan edukasi kebencanaan kepada masyarakat.

Secara keseluruhan, gempa bumi magnitudo 4,1 yang terjadi di Bogor pada 10 April 2025 merupakan gempa dangkal yang berasal dari aktivitas Sesar Citarik. Meskipun menimbulkan kerusakan ringan pada belasan bangunan dan getarannya terasa hingga Depok, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. BMKG telah melakukan serangkaian analisis dan pemantauan, termasuk mencatat adanya empat kali gempa susulan. Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi kita semua bahwa wilayah dengan struktur geologi aktif seperti Jawa Barat memiliki potensi gempa, sehingga penting untuk terus meningkatkan mitigasi dan kesiapsiagaan.

Sumber : CNN

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *