tauaja.com

Blog

Erupsi Gunung Semeru 3 Januari 2025: Waspadai Potensi Bahaya

Published

on

Erupsi Gunung Semeru 3 Januari 2025: Waspadai Potensi Bahaya

Pada pagi hari, tepatnya pada Jumat, 3 Januari 2025, Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang di Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang cukup signifikan. Erupsi yang terjadi ini mencatatkan kolom letusan setinggi 700 meter di atas puncaknya, yang membuat gunung ini kembali menjadi sorotan masyarakat dan pihak berwenang. Menurut laporan yang disampaikan oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, letusan ini terjadi sekitar pukul 07.03 WIB, yang menyebabkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu yang mengarah ke utara.

Erupsi tersebut tercatat dengan jelas dalam pengamatan, yang memperlihatkan bahwa aktivitas Gunung Semeru masih berlangsung pada saat laporan itu dibuat. Terletak di ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), Semeru merupakan gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, yang dikenal dengan tingkat aktivitasnya yang cukup tinggi. Gunung ini sebelumnya sudah mengalami beberapa kali erupsi, di antaranya pada Rabu, 1 Januari 2025, yang diawali dengan letusan pertama pada pukul 00.24 WIB. Saat itu, kolom letusan tercatat mencapai ketinggian 800 meter di atas puncaknya. Kejadian serupa juga terulang beberapa kali pada 1 Januari dengan kolom letusan yang lebih kecil, masing-masing sekitar 500 hingga 600 meter. Erupsi-ermupsi tersebut juga tercatat di seismograf dengan amplitudo dan durasi yang bervariasi, menandakan adanya ketegangan tektonik yang semakin meningkat.

Ketika Gunung Semeru meletus, kolom abu yang dihasilkan dapat teramati dengan jelas. Biasanya abu yang dikeluarkan berwarna putih ke kelabu-kelabuan, dan kecepatan serta arah letusan dapat mempengaruhi kondisi di sekitar gunung. Dalam hal ini, letusan yang terjadi di pagi hari ini memperlihatkan intensitas sedang, yang mengarah ke utara. Sejak erupsi pertama pada tanggal 1 Januari, letusan-letusan itu terus terjadi dengan interval yang cukup singkat, menciptakan kecemasan di kalangan masyarakat dan pengamat vulkanologi.

Puncak letusan pada hari Jumat 3 Januari 2025 menambah daftar panjang aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang belakangan ini semakin intensif. Liswanto juga menyampaikan bahwa status waspada masih terus berlaku untuk gunung ini, yang berarti masyarakat dan pihak terkait harus siap menghadapi potensi bahaya yang lebih besar jika terjadi erupsi yang lebih kuat. Pemerintah dan pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah memberikan berbagai rekomendasi untuk mengurangi risiko terhadap masyarakat sekitar. Salah satunya adalah larangan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, yang merupakan salah satu aliran sungai besar yang berada di kaki Gunung Semeru. Dilarang keras bagi warga untuk beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari puncak gunung, yang merupakan area rawan terkena dampak dari awan panas dan lahar yang bisa meluncur ke wilayah tersebut.

Selain sektor tenggara, larangan aktivitas juga diberlakukan pada radius 500 meter dari sempadan sungai sepanjang Besuk Kobokan dan sungai-sungai kecil lainnya yang mengalir di sekitar gunung. Potensi perluasan awan panas dan aliran lahar yang dapat meluas hingga jarak 13 kilometer dari puncak gunung membuat kondisi semakin berbahaya, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Seiring dengan potensi tersebut, masyarakat juga diimbau untuk selalu waspada terhadap bahaya lain seperti guguran lava, awan panas, dan lahar hujan, yang sering kali mengalir deras menyusuri lembah-lembah gunung setelah hujan lebat. Daerah yang sangat rawan terkena dampaknya adalah sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

Masyarakat yang tinggal di daerah sekitar Gunung Semeru disarankan untuk tidak mendekat ke kawasan puncak, terutama dalam radius 3 kilometer. Hal ini untuk menghindari bahaya dari lontaran batu pijar atau material vulkanik lainnya yang bisa terlempar akibat aktivitas erupsi. Potensi lontaran batu pijar yang cukup besar merupakan salah satu ancaman besar dari erupsi gunung api aktif seperti Semeru.

Sebagai salah satu gunung api aktif terbesar di Indonesia, Gunung Semeru menjadi salah satu perhatian serius dalam hal pemantauan vulkanik. Aktivitas vulkanik yang tinggi seperti ini menunjukkan bahwa gunung ini sedang mengalami gejolak yang dapat berkembang menjadi erupsi lebih besar. Meskipun status waspada yang dikeluarkan oleh PVMBG menunjukkan bahwa bahaya erupsi Semeru saat ini masih dalam level rendah hingga sedang, masyarakat tetap diminta untuk tetap mengikuti petunjuk dan informasi terbaru terkait perkembangan aktivitas vulkanik di sekitar kawasan gunung. Mengingat aktivitas ini terjadi dalam beberapa tahap dengan interval yang relatif singkat, kesadaran akan potensi bencana menjadi sangat penting untuk menjaga keselamatan.

Pada kesempatan ini, masyarakat juga diingatkan agar selalu mengikuti informasi dari pihak berwenang seperti BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan PVMBG, yang selalu melakukan pemantauan secara real-time terkait aktivitas vulkanik Gunung Semeru. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah mengikuti perkembangan informasi melalui aplikasi, media sosial, atau siaran langsung terkait kondisi terkini di kawasan Gunung Semeru.

Meski begitu, di balik segala potensi bahaya yang mengintai, masyarakat di sekitar Semeru juga diingatkan untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Aktivitas vulkanik yang terjadi saat ini, meskipun cukup intens, masih dapat dikendalikan dengan kewaspadaan yang tinggi dan langkah mitigasi yang tepat. Warga yang berada di daerah rawan erupsi diharapkan tidak panik dan segera melaksanakan langkah-langkah evakuasi jika diperlukan.

Dengan adanya pemantauan yang ketat dan informasi yang terus diperbaharui, diharapkan masyarakat dapat terlindungi dari ancaman yang mungkin timbul akibat aktivitas Gunung Semeru yang sedang meningkat. Semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun pemangku kebijakan, harus tetap waspada dan bekerja sama untuk mengurangi potensi risiko bencana. Semoga dengan kesiapsiagaan yang matang, keselamatan dan kesejahteraan warga yang berada di sekitar Gunung Semeru tetap terjaga.

Sumber : Antaranews

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *