tauaja.com

Bisnis

Saham BCA (BBCA) Tertekan, Penurunan Signifikan dan Proyeksi 2025 yang Lebih Hati-hati

Published

on

Saham BCA (BBCA) Tertekan, Penurunan Signifikan dan Proyeksi 2025 yang Lebih Hati-hati

Pada 6 Februari 2025, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami penurunan sebesar 1,92%, berakhir di level Rp 8.950 pada sesi pertama perdagangan. Bahkan, harga saham ini sempat terperosok hingga menyentuh angka Rp 8.925, yang merupakan titik terendah dalam periode 6 bulan terakhir. Volume transaksi saham BCA tercatat mencapai 78,01 juta lembar, dengan frekuensi 41.628 kali dan total nilai transaksi yang mencapai Rp 703,25 miliar.

Penurunan harga saham BCA yang terus berlanjut ini menambah daftar panjang periode merah yang dialami oleh saham tersebut sejak 3 Februari 2025 hingga 5 Februari 2025. Dalam periode tiga bulan terakhir, harga saham BCA tercatat anjlok hingga 14,35%, yang mencerminkan penurunan yang signifikan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri mengalami penurunan sebesar 1,96%, turun ke level 6.886,86 pada akhir sesi pertama pada hari yang sama, yang mencerminkan pelemahan yang serupa di pasar saham Indonesia.

Faktor Penyebab Penurunan Saham BCA

Menanggapi penurunan yang terjadi pada saham BCA, Sucor Sekuritas menyebutkan bahwa meskipun BCA baru saja merilis laporan keuangan terbarunya, saham ini menjadi bahan perbincangan di kalangan investor pasar. Anjloknya harga saham BCA membuatnya termasuk dalam daftar net sell teratas, yakni saham-saham yang paling banyak dijual oleh investor asing. Dalam ulasannya yang diterbitkan pada 30 Januari 2025, Sucor Sekuritas mencatatkan bahwa laporan keuangan BCA untuk kuartal keempat 2024 (4Q24) menunjukkan adanya penurunan pada laba bersih yang tercatat Rp 13,8 triliun, turun sebesar 3% secara kuartalan (qoq). Penurunan ini, menurut Sucor Sekuritas, disebabkan oleh lonjakan signifikan pada beban operasional, yang meningkat 15% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Menurut Sucor Sekuritas, meskipun BCA tetap merupakan salah satu bank dengan fundamental yang kuat di Indonesia, namun prospek pertumbuhannya untuk tahun 2025 akan lebih hati-hati dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Mereka mencatatkan bahwa di tengah ketatnya persaingan dalam pengumpulan dana (funding) dan melemahnya daya beli konsumen, BCA kemungkinan akan mengalami perlambatan pertumbuhan pinjaman. Sucor Sekuritas memperkirakan pertumbuhan pinjaman BCA pada tahun 2025 hanya akan berada di kisaran 6-8%, yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan luar biasa yang tercatat pada tahun 2024, yaitu 14%.

Proyeksi dan Rekomendasi Saham BBCA

Sucor Sekuritas juga menyatakan bahwa meskipun BBCA mengalami penurunan performa di awal 2025, mereka tetap mempertahankan pandangan positif terhadap fundamental bank ini. BBCA tetap dinilai sebagai salah satu bank yang sangat solid di pasar Indonesia. Meskipun demikian, mereka menekankan bahwa pasar perlu melakukan penyesuaian terhadap ekspektasi pertumbuhan yang lebih moderat pada tahun 2025. Mengingat faktor eksternal seperti persaingan ketat di sektor pendanaan dan potensi perlambatan konsumsi, target harga saham BBCA yang semula lebih tinggi kini telah direvisi menjadi Rp 11.500. Meski demikian, Sucor Sekuritas tetap memberikan rekomendasi beli untuk saham BBCA, mengingat kekuatan dan stabilitas bank ini di sektor perbankan Indonesia.

Kondisi Pasar Saham Indonesia dan Prospek BCA

Penurunan saham BCA juga sejalan dengan tren negatif di pasar saham Indonesia, yang terlihat pada IHSG yang turut terkoreksi pada perdagangan 6 Februari 2025. Pelemahan pasar saham ini menunjukkan adanya ketidakpastian ekonomi global dan domestik yang turut berpengaruh pada pergerakan saham-saham blue-chip seperti BCA. Walaupun demikian, BBCA masih dianggap sebagai bank besar dengan kapasitas yang cukup untuk bertahan di tengah dinamika pasar yang berubah. Investor asing masih melihat BCA sebagai salah satu bank yang solid, meskipun ada penurunan di sektor tertentu.

Di sisi lain, meskipun ada beberapa faktor negatif yang mempengaruhi kinerja saham BCA, bank ini tetap memiliki keunggulan dalam sektor perbankan digital dan layanan perbankan ritel yang terus berkembang. BCA juga memiliki portofolio bisnis yang beragam, termasuk layanan perbankan korporat, perbankan ritel, dan kartu kredit, yang memberikan pendapatan yang stabil meskipun dalam kondisi pasar yang menantang.

Penyesuaian Ekspektasi Investor

Dengan proyeksi pertumbuhan yang lebih rendah, investor diharapkan untuk menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap saham BBCA pada tahun 2025. Hal ini tentu saja menjadi tantangan bagi BCA untuk mempertahankan performa sahamnya di tengah kompetisi yang semakin ketat. Investor harus memperhitungkan risiko perlambatan ekonomi dan menurunnya daya beli konsumen, yang dapat memengaruhi laba dan pertumbuhan pendapatan di sektor perbankan.

Namun, di tengah semua tantangan ini, BCA tetap memiliki keunggulan dibandingkan dengan banyak bank lainnya di Indonesia, terutama karena kekuatan infrastruktur digital yang mereka miliki, yang memungkinkan mereka untuk terus memperluas jangkauan dan meningkatkan efisiensi operasional. Ke depannya, BCA diharapkan untuk fokus pada diversifikasi produk, penguatan layanan digital, dan pengelolaan risiko yang lebih hati-hati untuk menghadapi kondisi pasar yang lebih menantang di tahun 2025.

Secara keseluruhan, meskipun saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami tekanan pada awal 2025, BCA tetap menjadi salah satu bank yang fundamentalnya kuat. Penurunan harga saham ini harus dilihat sebagai bagian dari penyesuaian pasar terhadap proyeksi pertumbuhan yang lebih konservatif pada tahun 2025. Meskipun ada penurunan laba dan pertumbuhan pinjaman yang diperkirakan melambat, BBCA tetap menawarkan potensi jangka panjang yang solid bagi para investor yang cermat dalam menilai fundamental jangka panjang bank tersebut.

Untuk saat ini, BCA tetap menjadi pilihan investasi yang menarik meskipun ada tantangan jangka pendek. Para investor disarankan untuk mengikuti perkembangan selanjutnya dan menyesuaikan strategi investasi mereka dengan kondisi pasar dan ekspektasi pertumbuhan yang lebih moderat dari BCA pada tahun 2025.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *