Bisnis
Pemulihan IHSG Setelah Penurunan Tajam, Sektor Infrastruktur Menjadi Pendorong Utama

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan performa positif pada Rabu, 9 April 2025 setelah sebelumnya terpuruk cukup dalam pada Selasa, 8 April 2025. Pada hari ini, IHSG mengalami kenaikan sebesar 0,54% mencapai level 6.036,5 pada saat berita ini ditulis. Pemulihan tersebut terjadi setelah IHSG pada hari sebelumnya mengalami penurunan yang sangat signifikan, yakni terjun bebas hingga 514,4 poin, atau sekitar 7,9% sehingga menutup perdagangan di level 5.996,1.
Kenaikan IHSG hari ini terlihat mencerminkan adanya optimisme pasar meskipun masih terdapat fluktuasi pada beberapa saham unggulan seperti BBRI, BBCA, BMRI, dan BBNI. Pada saat berita ini dipublikasikan, saham BBRI tercatat sedikit turun sebesar 0,2%, sementara saham BMRI mengalami lonjakan sebesar 1,07%. Saham BBCA juga menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan, yakni 1,6%, sedangkan BBNI mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,2%.
Meskipun sebagian besar saham-saham besar mengalami fluktuasi, secara keseluruhan, pasar menunjukkan aktivitas perdagangan yang cukup ramai. Berdasarkan data yang ada, terdapat 274 saham yang mengalami kenaikan, 223 saham yang mengalami penurunan, dan 1.142 saham yang tetap stagnan. Volume perdagangan juga cukup tinggi dengan 4,25 miliar lembar saham yang telah diperdagangkan, yang mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp 3,05 triliun, dengan frekuensi transaksi mencapai 297.274 kali. Angka ini menunjukkan adanya likuiditas pasar yang cukup besar meskipun kondisi pasar saham sempat mengalami tekanan.
Pada hari sebelumnya, Selasa, 8 April 2025, IHSG mengalami penurunan yang sangat tajam. Kondisi ini disebabkan oleh sentimen pasar yang dipengaruhi oleh isu-isu global, khususnya mengenai kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Sentimen negatif terkait tarif tersebut telah menyebabkan IHSG terkapar hingga lebih dari 7% pada hari itu, bahkan sempat mengalami trading halt pada pukul 09.00-09.30 WIB karena penurunan yang lebih dari 8%. Ini menunjukkan betapa besar dampak dari berita ekonomi global terhadap pergerakan IHSG dan pasar saham domestik.
Meskipun IHSG kemarin mengalami tekanan yang cukup besar, pasar saham global juga terlihat mengalami penurunan yang signifikan. Indeks saham Asia mayoritas menunjukkan penurunan yang cukup tajam. Hang Seng di Hong Kong tercatat turun hingga 1,6%, sedangkan Shanghai di China mengalami penurunan sebesar 0,3%. Di Singapura, Straits Times jatuh sebesar 1,5%, dan Nikkei di Jepang mengalami penurunan yang cukup tajam, yakni 2,6%. Penurunan tajam yang terjadi pada sebagian besar indeks saham Asia ini menambah kecemasan investor di pasar global, yang pada gilirannya turut memberikan dampak pada kinerja IHSG.
Namun, meskipun pasar saham domestik dan global tertekan, terdapat beberapa sektor yang berhasil mencatatkan kenaikan signifikan. Sektor infrastruktur menjadi sektor yang paling menonjol pada perdagangan hari ini. Sektor ini tercatat mengalami kenaikan hingga 1%, menjadi sektor dengan performa terbaik di antara sektor-sektor lainnya. Sektor perindustrian juga menunjukkan kenaikan yang cukup baik, yakni 0,9%, disusul oleh sektor teknologi yang mencatatkan kenaikan sebesar 0,7%. Selain itu, sektor barang konsumsi primer juga mengalami kenaikan 0,6%, sedangkan sektor kesehatan menguat sebesar 0,5%.
Sebagai informasi tambahan, sektor keuangan, yang merupakan salah satu sektor penting di pasar saham Indonesia, juga berhasil mencatatkan kenaikan meskipun tidak sebesar sektor-sektor lainnya. Sektor keuangan tercatat naik 0,3% pada hari ini, mencerminkan adanya perbaikan meskipun masih dalam level yang terbatas.
Di sisi lain, terdapat beberapa sektor yang mengalami penurunan. Sektor barang baku mengalami penurunan cukup tajam, yakni 1%, sementara sektor barang konsumsi non-primer juga tertekan dengan penurunan sebesar 0,7%. Sektor energi tercatat turun 0,5%, dan sektor properti mengalami penurunan sebesar 0,4%. Penurunan yang terjadi pada sektor-sektor ini menjadi gambaran bahwa meskipun ada sektor yang menguat, tidak seluruh sektor mampu bertahan di zona hijau.
Dengan kondisi pasar yang cukup fluktuatif ini, penting bagi para investor untuk lebih berhati-hati dalam membuat keputusan investasi. Meskipun IHSG mengalami pemulihan pada hari ini, faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi global dan sentimen pasar internasional tetap menjadi risiko yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar saham domestik. Oleh karena itu, investor diharapkan tetap mengikuti perkembangan pasar secara cermat, terutama terkait dengan kebijakan-kebijakan penting yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan.
Secara keseluruhan, meskipun IHSG pada Rabu (9/4/2025) berhasil bangkit dari keterpurukan yang terjadi pada Selasa (8/4/2025), pasar saham Indonesia masih berada dalam kondisi yang cukup volatile. Sektor-sektor tertentu, seperti infrastruktur dan perindustrian, menunjukkan performa yang positif, namun sektor-sektor lainnya, seperti barang baku dan barang konsumsi non-primer, masih menghadapi tekanan. Investor perlu selalu memperhatikan dinamika pasar dan sentimen ekonomi global, karena hal-hal tersebut dapat memengaruhi pergerakan IHSG ke depannya.
Sumber : Investor