Blog
Banjir Melanda Jakarta Akibat Luapan Kali Ciliwung: 38 RT Terendam, BPBD Siagakan Bantuan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menginformasikan bahwa pada pagi ini, sejumlah wilayah di Jakarta terendam banjir akibat meluapnya Kali Ciliwung. Sebanyak 38 RT (Rukun Tetangga) tercatat terendam air dengan ketinggian bervariasi, mulai dari 40 cm hingga lebih dari 3 meter. Banjir ini terjadi setelah tingginya curah hujan yang mengguyur kawasan Jakarta dan sekitarnya pada Minggu, 2 Maret 2025. Hujan deras tersebut menyebabkan volume air di beberapa titik pos pantau sungai meningkat, sehingga meluap dan menyebabkan genangan di berbagai daerah di Jakarta.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPBD, bencana banjir kali ini tersebar di beberapa kecamatan di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Banjir ini mayoritas disebabkan oleh meluapnya Kali Ciliwung yang sudah beberapa kali menyebabkan banjir di Jakarta. Sebagian besar wilayah terdampak banjir ini merupakan kawasan padat penduduk dengan tingkat kerawanan banjir yang tinggi. Selain itu, pada laporan tersebut juga disebutkan bahwa beberapa wilayah sudah mulai surut dan situasi mulai membaik. Meskipun demikian, sejumlah warga masih harus mengungsi akibat tingginya volume air yang merendam rumah mereka.
Jakarta Selatan Terimbas Banjir
Di Jakarta Selatan, terdapat sekitar 18 RT yang terdampak banjir. Salah satu daerah yang paling parah adalah Kelurahan Tanjung Barat. Di kelurahan ini, sedikitnya 4 RT terendam dengan ketinggian air yang bervariasi antara 40 hingga 180 cm. Luapan air kali ini disebabkan oleh meluapnya Kali Ciliwung yang melintasi kawasan tersebut. Banjir di Tanjung Barat cukup mengkhawatirkan karena banyak rumah yang terendam cukup dalam, sehingga warga harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Tidak jauh dari Tanjung Barat, Kelurahan Pengadegan juga mengalami banjir yang merendam 1 RT dengan ketinggian air mencapai 130 cm. Seperti kelurahan lainnya di Jakarta Selatan, banjir di Pengadegan juga disebabkan oleh meluapnya Kali Ciliwung. Meskipun ketinggian air tidak setinggi daerah lain, namun dampak yang ditimbulkan tetap cukup signifikan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.
Sementara itu, Kelurahan Rawajati tercatat memiliki 7 RT yang terendam dengan ketinggian air yang lebih bervariasi, yaitu antara 100 hingga 220 cm. Hal ini menunjukkan bahwa luapan air Kali Ciliwung memang cukup parah di wilayah ini. Sedangkan di Kelurahan Pejaten Timur, banjir yang lebih serius melanda, dengan ketinggian air mencapai 350 hingga 370 cm. Wilayah ini paling terdampak karena volume air Kali Ciliwung yang sangat tinggi, menyebabkan rumah warga terendam cukup dalam.
Jakarta Timur Terdampak Luapan Kali Ciliwung
Selain Jakarta Selatan, banjir juga melanda beberapa wilayah di Jakarta Timur. Di Kelurahan Bidara Cina, setidaknya ada 3 RT yang terendam dengan ketinggian air sekitar 160 hingga 170 cm. Sama seperti di Jakarta Selatan, banjir di Bidara Cina disebabkan oleh meluapnya Kali Ciliwung yang membawa air ke permukiman warga. Di beberapa titik, kondisi ini mengakibatkan saluran drainase yang ada tidak dapat menampung debit air, sehingga memperburuk kondisi banjir di wilayah tersebut.
Di Kelurahan Kampung Melayu, banjir juga terjadi dengan 4 RT terendam dan ketinggian air mencapai sekitar 150 cm. Wilayah ini sudah beberapa kali terendam banjir akibat hujan lebat yang membuat Kali Ciliwung meluap. Sebagai daerah yang cukup padat penduduk, Kampung Melayu memiliki banyak rumah yang terendam air, membuat banyak warga terpaksa mengungsi untuk keselamatan mereka.
Sedangkan di Kelurahan Balekambang, terdapat 3 RT yang mengalami banjir dengan ketinggian air antara 170 hingga 230 cm. Meluapnya Kali Ciliwung menjadi penyebab utama banjir yang melanda daerah ini. Kelurahan Cawang juga tidak lepas dari dampak banjir, di mana terdapat 5 RT yang terendam dengan ketinggian air sekitar 220 cm. Kejadian serupa juga tercatat di Kelurahan Cililitan, yang memiliki 2 RT yang terendam dengan ketinggian air antara 100 hingga 200 cm.
Selain itu, Kelurahan Gedong turut terdampak banjir dengan 3 RT yang terendam dengan ketinggian air sekitar 80 hingga 200 cm. Seperti daerah-daerah lainnya, banjir di Gedong juga disebabkan oleh luapan Kali Ciliwung. Daerah ini memang cukup rawan banjir, mengingat letaknya yang berdekatan dengan aliran Kali Ciliwung yang meluap setiap kali terjadi hujan lebat.
Daerah yang Sudah Surut
Meski begitu, ada beberapa wilayah yang sudah mulai surut. Kelurahan Srengseng Sawah yang sebelumnya terendam banjir kini mulai mengalami penurunan air, dengan 2 RT yang telah surut. Begitu juga dengan Kelurahan Lenteng Agung, yang telah mengalami surutnya banjir di 3 RT. Berita baik ini memberikan sedikit kelegaan bagi warga yang terdampak banjir. Namun, pihak berwenang tetap memantau kondisi secara berkala untuk memastikan bahwa air benar-benar surut sepenuhnya dan tidak ada genangan yang tertinggal.
Pengungsian dan Bantuan dari BPBD
Dalam laporan tersebut juga disampaikan bahwa hingga kini masih ada warga yang mengungsi karena ketinggian air yang belum surut. Di Kelurahan Kampung Melayu, misalnya, sebanyak 30 jiwa terpaksa mengungsi untuk mencari tempat yang lebih aman. Mereka mengungsi di SDN Kampung Melayu 01/02, yang disiapkan sebagai tempat penampungan sementara. Pengungsi ini membutuhkan berbagai bantuan, termasuk makanan siap saji, pakaian, serta kebutuhan dasar lainnya.
Untuk membantu meringankan beban warga yang terdampak, BPBD DKI Jakarta telah mengirimkan bantuan berupa 1000 box makanan siap saji. Bantuan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar warga yang sedang berada di lokasi pengungsian, serta membantu mereka dalam menghadapi dampak dari bencana banjir yang terjadi. Selain itu, BPBD juga bekerja sama dengan sejumlah relawan untuk memastikan distribusi bantuan dapat dilakukan dengan lancar.
Tantangan dan Harapan untuk Pemulihan
Banjir yang melanda Jakarta ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. BPBD bersama dengan berbagai pihak terkait terus berusaha memitigasi dampak bencana dan memastikan warga yang terdampak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. Meskipun sejumlah wilayah sudah surut, BPBD tetap memantau kondisi terkini dan melakukan penanganan dengan cepat. Pihak berwenang juga terus melakukan upaya pemulihan, seperti membersihkan saluran air yang tersumbat dan memastikan tidak ada lagi genangan air di jalanan.
Kedepannya, diharapkan adanya upaya yang lebih intensif dalam mengelola aliran sungai, seperti normalisasi Kali Ciliwung, untuk mencegah meluapnya sungai ini yang sering menjadi penyebab banjir. Pemerintah juga diharapkan untuk lebih sigap dalam menanggulangi bencana dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara menghadapinya. Edukasi tentang pencegahan banjir dan langkah-langkah yang harus diambil sebelum, selama, dan setelah banjir juga sangat penting untuk dilakukan, sehingga masyarakat dapat lebih siap menghadapi bencana.
Bagi warga yang terdampak, diharapkan tetap tenang dan mengikuti arahan yang diberikan oleh pihak berwenang, seperti BPBD, agar mereka bisa lebih cepat pulih dari dampak banjir ini. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama agar kejadian serupa bisa diminimalisir di masa depan, dan Jakarta bisa lebih siap menghadapi perubahan iklim yang semakin ekstrem.
Sumber : Detik